Jika saya ditanya, bagaimana rasamu menjadi Ibu? Bagaimana masamu mendampingi tumbuh kembang anak-anak?
Maka, banyak penyesalan yang terjadi selama masa mendampingi tumbuh kembang anak, adalah jawaban paling tepat untuk mewakili kondisi saya saat ini.
Saya seperti kehilangan masa usia emas anak-anak.
Hal itu terjadi karena kurangnya pemahaman saya di awal menjadi seorang ibu. Saya tidak begitu paham pentingnya mengetahui setiap perkembangan anak. Bagi saya, anak terlihat sehat, ceria dan aktif adalah kondisi aman yang tidak perlu dirisaukan.
Bahkan buku KIA dua anak kami sudah tidah tahu rimbanya. Sehingga tumbuh kembang anak-anak tidak terlacak. Sedih banget gak sih? Kalau boleh merutuk, rasanya saya ingin mengumpat, "dasar ibu gak berguna!". Namun saya tidak mau mengumpat. Walau bagaimana, saya tetap seorang ibu yang berharga. Hihi… bingung gak tuh?
Nggak boleh underestimate diri sendiri kan ya? Karena setiap ibu adalah berharga.
Pembelaan diri satu-satunya adalah, mungkin buku KIAnya terselip di suatu tempat. Maklum kami adalah mantan nomaden. Huhu...
Okayh lanjut ya...
Sampai kemudian, ketika anak sulung kami terkena DBD, dan harus menjalani rawat inap, saya ditegur oleh dokternya. Menurut dokter, kedua anak saya beratnya jauh di bawah normal.
"Itu adiknya juga, usia tiga tahun lebih masak beratnya 10 kg, stunting itu, Bu!"
Saat itu dada saya terasa sesak memikirkan anak sulung Andai dokter tahu, bahkan anak sulung kami beratnya hanya 9 kg sejak usia 8 bulan hingga 3 tahun lebih.
Untungnya sih, saat dirawat inap itu, berat badannya sudah naik, menjadi 14kg, di usia hampir enam tahun.
Berat badan anak sulung mulai naik ketika dia berusia mendekati 4 tahun. Itu pun sangat lambat, karena hingga sekarang usia 6,6 tahun, beratnya hanya sekitar 15 - 16kg saja. Badannya terlihat sangat kurus meskipun dia sangat aktif.
Menjadi Kader Surabaya Hebat
Pada blog post sebelumnya, saya pernah membahas tentang kegiatan saya yang saat ini menjadi kader Surabaya hebat (KSH). Di mana saya dipertemukan dengan deretan orang-orang hebat yang bertugas 'menyehatkan' negara dan penghuninya. Yaitu orang-orang yang bergerak untuk melayani masyarakat. Dari segenap perangkat desa, kelurahan, hingga orang-orang yang paham dan bergerak di dunia kesehatan (medis).
Dari sana, saya bersama para KSH lainnya, dituntut untuk paham, pentingnya kesehatan, dan perhatian terhadap tumbuh kembang anak. Juga, mengenal berbagai permasalahan masyarakat di sekitar kami. Termasuk stunting yang saat ini sedang ramai diperbincangkan.
Penyuluhan Ibu Balita Romokalisari
Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat luas, dan tumbuh kembang balita, hari ini, bertempat di balai RW 02, Kelurahan Romokalisari, kecamatan Benowo - Surabaya, tim medis, dari puskesmas Sememi mengadakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi para Ibu. Khususnya Ibu muda yang memiliki anak balita.
Sebagai narasumber, hadir di tengah kami, Bu Bidan Cantik dari Puskesmas Sememi. Yaitu, Bu Wahyu Melci Amd.Keb.
Apa Itu Tumbuh Kembang Anak?
Dalam kesempatan, Pendampingan Ibu Balita hari ini, Bu Wahyu memulai acaranya dengan sebuah pertanyaan, "apa pertumbuhan itu?"
Yang kemudian berhasil dijawab oleh dua orang peserta.
Hayoo, Mak-Emak blogger sudah pada tahu belum, apa itu pertumbuhan? Yang pasti sesuatu yang bergerak ya ke atas yak. Hahahahaha.
Jadi, menurut Bu Wahyu, pertumbuhan anak adalah, proses bertambahnya ukuran dan berat tubuh si anak sesuai dengan usianya.
Jika dalam beberapa bulan berat dan tinggi si anak tidak bertambah, maka para orang tua harus mulai waspada, karena hal itu bisa saja karena stunting.
Atau sebaliknya, jika berat tubuh anak melebihi yang seharusnya, itu artinya anak mengalami obesitas. Segera konsultasikan kepada ahlinya untuk peroleh solusi.
Bagaimana cara mengetahui anak bertumbuh atau tidak?
Ya ditimbang atuh lah! Makanya harus rajin bawa anaknya ke posyandu, Bu Ibu. Biar tidak mengalami penyesalan seperti sayah. Huhu...
Lalu pertanyaan berikutnya, "apa itu perkembangan?"
Jika pada pertanyaan pertama, hampir semua ibu terdiam, pertanyaan kedua mulai memancing antusiasme mereka untuk menjawab.
Perkembangan anak adalah, kemampuan seiring berjalannya usia. Di mana ada empat jenis yang harus dipahami oleh para orang tua.
Apa saja kah?
Kognitif
Yaitu perkembangan anak untuk belajar, berpikir, dan memahami. Saat anak belajar membedakan sesuatu Seperti mengenal bentuk, ukuran warna, dan sebagainya.
Sosial Emosional
Yaitu kemampuan anak saat melakukan interaksi dengan orang lain. Juga kemampuan mengekspresikan perasaannya. Seperti menangis, tertawa, sedih, bahagia, dan sebagainya.
Bahasa
PR saya untuk anak bungsu adalah ini. Kemampuan anak dalam berbahasa.
Orang tua wajib mengamati dan memahami bagaimana perkembangan bahasa anak, sehingga lebih cepat terdeteksi jika terjadi keterlambatan.
Fisik Motorik
Bagian ini adalah kemampuan anak bergerak. Bagaimana anak belajar berjalan, memungut suatu benda, memegang sendok, mengunyah, dan sebagainya.
Tujuan Dan Kesimpulan
Banyak sekali pengetahuan yang dibagikan oleh Bu Wahyu di kesempatan kali ini.
Menurut beliau, kelas ini memang bertujuan untuk mengedukasi para ibu balita, untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan si buah hati, di masa emas, untuk pencegahan stunting.
Selain tentang tumbuh kembang anak, dan tindakan orang tua ke depannya dalam mendampingi buah hati bertumbuh, para hadirin yang terdiri dari para ibu dan anak-anak itu, tampak sangat antusias. Sehingga berbagai pertanyaan mereka berikan kepada Bu Wahyu. Alhasil, pembahasan tidak hanya meliputi tumbuh kembang balita. Namun juga seputar wanita, KB, kanker, dan sebagainya.
Penting banget ini sebenarnya loh, karena banyak yang belum paham bagaimana menghadapi si kecil dengan baik dalam tumbuh kembangnya ya
ReplyDeleteDi desaku ada juga kelas kaya gini dari Posyandu, tapi biasanya perwakilan. Misalnya diambil dari Ibu yang anaknya berada di usai kurang dari 12 bulan. Seneng sih kalau bisa ikut. Biar nambah ilmu juga
ReplyDeleteMenjadi ibu memang belajar tanpa henti. Kalau kondisinya Mba Ida, mungkin ya karena hidup nomaden itu, pikiran jadi terpecah. Apalagi anaknya udah 2. Selalu ada waktu untuk mendampingi anak2, bahkan hingga mereka dewasa pun. Senang ya kalau ada komunitas dan sejenisnya untuk sama2 belajar ttg tumbuh kembang anak.
ReplyDeletesaya juga waktu anak pertama kayak ada penyesalan gitu kenapa gak belajar parenting, tumbuh kembang anak dan sebagainya sebelum melahirkan. Hmm, harusnya sih emang ada kelas khusus dan intens yang harus diberikan kepada calon Ibu agar tidak ada rutukan dari Ibu merasa dirinya gagal dan sebagainya ketika benar-benar telah menjadi Ibu.
ReplyDeleteMenjadi ibu di era ini dimudahkan banget ya dalam tumbuh kembang anak. Ada beragam pelatihan yang bisa diikuti.
ReplyDeleteIbu-ibu yang memiliki anak balita memang harusnya mendapat banyak pengetahuan tentang anak yaa agar ananya tumbuh sehat, cerdas dan menjadi generasi berkualitas
ReplyDeleteBenar mbak, banyak ibu yang tidak paham tumbuh kembang anak. Ibu ada didekat anak namun anak tidak distimulasi agar tumbuh kembangnya baik dan sesuai tahap perkembangannya. Program edukasi kepada ibu ini bagus mbak. Semangat ya mengikutinya
ReplyDeleteMenjadi Ibu itu emang harus hebat dan tetap semangat terus belajar karena menjadi sangat kompleks kalau kita tidak upgrade ilmu
ReplyDelete