Banyak hal menarik yang bisa dipelajari dalam kehidupan kita saat ini. Salah satunya adalah ketika kita berkomunitas atau melakukan aktivitas secara berkelompok. Tidak hanya melihat dari jauh apa yang dilakukan orang lain, bisa terjun, membaur dan merasakan langsung aktivitas bermanfaat yang mereka lakukan adalah, suatu kepuasan tersendiri bagi sebagian orang. Termasuk saya.
Teringat ketika saya masih berada di negeri rantau nun jauh di sana, dulu saya selalu merasa iri ketika melihat rombongan para muslimah berjalan dari satu tempat ke tempat lain, untuk melakukan suatu kegiatan. Mereka membawa berbagai perlengkapan. Seperti peralatan gambus, koper, dan lainnya. Hati saya selalu mempertanyakan, "apa yang mereka lakukan itu? Dari mana mau ke mana para muslimah itu?" Kemudian, saya sering melihat artis, ulama, atau tokoh terkenal dari Indonesia beberapa kali ada bersama mereka.
Saat itu saya merasa, kegiatan mereka terlihat keren dan penuh manfaat. Tidak seperti saya yang hanya ngeluyur mencari kesenangan sendiri. Nongkrong di taman, pantai, makan-makan, jalan-jalan ke mall, tempat wisata, dan sebagainya.
BACA JUGA: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI DISABILITAS
Persiapan apel Jum'at pagi di wilayah Gendong |
Dipanggil Dengan Sebutan "Mas"
Salah satu pengalaman yang tidak pernah terlupakan dalam kehidupan saya saat berada di rantau adalah, ketika saya sedang menikmati akhir pekan di salah satu pojok Victoria Park - Hong Kong, ada seorang cewek yang meminta bantuan, dan memanggil saya dengan sebutan "Mas".
"Mas, boleh tolong ambilkan photo?" Katanya. Tidak ada keinginan untuk memprotes dalam diri saya. Saya enjoy saja dipanggil dengan sebutan itu, meskipun kenyataannya saya bukan seorang pria. Saat itu, saya hanya tersenyum dan menerima cameranya untuk mengambil gambar dia dan temannya. Kemudian dia kembali berkata, "Makasih, Mas." Ah, rupanya, dengan penampilan yang tomboy, saya pernah terlihat ganteng di tahun itu.
Hingga kemudian, seseorang berhijab, mengajak saya untuk bergabung di sebuah komunitas dakwah yang ia kelola. Saya yang terlahir dari keluarga Muslim, yang bisa dibilang taat, saat itu hanya mengiyakan, namun tidak benar-benar langsung menerima tawaran tersebut.
Di kemudian hari, saya tetap datang ke markas mereka. Ikut duduk dan menyimak kegiatan mereka seharian. Hingga kemudian, saya tertarik, dan mendaftar sebagai anggota. Sejak itulah, saya resmi terjun ke dunia dakwah di Hong Kong, bersama majelis dakwah wilayah Mei Foo. Sejak itu pula, saya jadi mengenal lebih banyak lagi komunitas, karena sering diajak keluar lapangan oleh ketuanya. Dari sana, banyak pengalaman yang saya dapat. Kesibukan yang dulunya hanya saya lihat dilakukan oleh para muslimah pun akhirnya saya rasakan semua. Termasuk, mengadakan pengajian Akbar, atau workshop. Mendatangkan pendakwah, penulis terkenal, orang perfilman, hingga para artisnya.
Seiring berjalannya waktu, saya juga mulai dipinta untuk menjadi pengurus di tiga komunitas yang saya ikuti. Sekretaris, humas, bendahara. Sekali mau diangkat menjadi ketua, tetapi saya yang sejak awal sebenarnya sudah menolak posisi ketua, menjadi galau luar biasa di detik-detik pelantikan. Sehingga pelantikan pun dibatalkan. Duh kalau ingat kejadian itu, saya merasa sangat bersalah. Saya pasti sudah mendzalimi seluruh anggota saat itu. Apa yang saya lakukan sungguh kekanak-kanakan. Saya menyesal.
Berpose dengan pak dan Bu Lurah usai apel pagi |
Menjadi Kader Sayang Warga Surabaya
This is the point. Sejak koordinator kader menghubungi suami, untuk mengajak saya menjadi salah satu kader Sayang Warga, saya sudah tertarik untuk ikut terjun, karena sebenarnya saya penasaran, ingin tahu apa saja kesibukan menjadi Kader Sayang Warga. Sepertinya banyak melakukan kegiatan sosial yang bisa mendekatkan diri dengan warga, sepertinya bisa menjadi manusia bermanfaat untuk membantu orang yang membutuhkan. Dan banyak lagi pertanyaan di benak saya. Jujurly, saya rindu melakukan kegiatan yang dulu pernah saya lakukan ketika masih gabung dengan Dompet Dhuafa Republika di Jakarta.
Sayangnya, banyak pertimbangan yang membuat saya harus menolak tawaran tersebut. Salah satunya adalah anak-anak yang masih kecil. Mereka ini emak-emak'en banget, apa ya istilah Indonesianya? Pokoknya setiap kali ibunya bergerak, selalu minta ikut. Gak mau ketinggalan, Bundanya harus selalu ada dan terlihat.
Pada tawarannya berikutnya, tepatnya Oktober 2022 ini barulah saya resmi menjadi salah satu kader Sayang Warga Surabaya untuk wilayah Romokalisari.
Srikandi (kader) Romokalisari |
Apa Itu Sayang Warga Surabaya?
Dikutip dari laman Surabaya.go.id, Sayang Warga adalah sebuah program, sistem pendataan yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan di lapangan (warga). Saya melihat, ini semacam upaya pemerintah mendengarkan keluhan masyarakat, untuk kemudian mengulurkan bantuan sesuai kebutuhan mereka.
Menurut Pak Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya), dengan melibatkan para kader yang jumlahnya 28.000 lebih, yang tersebar di seluruh kota Surabaya, Pemkot Surabaya akan lebih tahu kondisi warganya, sehingga intervensi yang diberikan oleh pemkot melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan lebih cepat dan tepat sasaran,
Tugas Kader Sayang Warga Surabaya
Adapun tugas para Kader Sayang Warga Surabaya, yaitu melakukan pendataan dari rumah ke rumah, melakukan survey kesehatan minimal seminggu sekali, kelayakan tempat tinggal, pendampingan anak stunting, ibu hamil, melahirkan, nifas, dan lain-lain.
Dengan terbentuknya kegiatan Sayang Warga ini, diharapkan rasa empati antar warga akan terus terpupuk, dan rasa kasih sayang sesama warga Kota Surabaya akan terus terjaga.
Poto perpisahan dengan Pak Lurah karena rotasi |
Kader Romokalisari dengan Bu Lurah |
Maanfaat Bergabung Dalam Kegiatan Sayang Warga
Sejak menikah saya memiliki sedikit sekali kegiatan di luar rumah. Kalapun keluar paling hanya belanja, makan, ngopi di cafe, atau mengajak anak ke taman terdekat. Sesekali menghadiri undangan brand tertentu guna mempelajari produk mereka, untuk kebutuhan pekerjaan. Sayangnya, kegiatan yang terakhir ini sudah jarang terjadi, sejak adanya pandemi di akhir 2019 lalu.
Sebagai blogger tentu saya harus memiliki banyak ide kreatif untuk membuat konten, karena content is a king. Apa jadinya jika tulisan saya tidak ada kemajuan atau varian cerita sama sekali? Dengan sedikitnya kegiatan keluar, sudah pasti saya merasa kekurangan bahan menulis. Terkadang juga timbul rasa jenuh dengan ide-ide menulis yang cuma itu itu saja. Bahkan akun sosial media saya sepertinya mulai dihiasi oleh sarang laba-laba, sangking jarangnya melakukan kegiatan di sana. Hiks, hiks, sedih.
Jadi, setelah diskusi dengan suami, dengan ibu mertua, akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dalam team Sayang Warga. Melihat dari dekat apa yang dilakukan oleh para kader lainnya untuk membantu warga.
Dengan begitu, saya akan memiliki kegiatan rutin, minimal seminggu sekali untuk menjenguk warga door to door, tidak di rumah terus, bertemu dengan banyak orang, dan peroleh insight untuk tulisan berikutnya. Bismillah...
Ida Raihan
Surabaya, 14 Oktober 2022 (03:13)
Seruuuuu bgt jadi kader SAYANG WARGA.
ReplyDeletebs memberikan manfaat optimal utk masyarakat is another level of happiness ya mbaaaa
Salut sama mbak Ida yang tergabung dalam kader Sayang Warga :D Zaman dulu mamahku masih muda, beliau juga aktif seperti ini termasuk Posyandu dll. Menjadi kader yang tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat termasuk bagi diri mbak juga. Door to door menemui warga setiap hari bisa sekalian menyehatkan (menolak mager hehe) dan menjalin komunikasi yang baik, silaturahmi yang indah.
ReplyDeletebagus ya mba program seperti ini.. jadinya makin dekat dengan warga dan bisa menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi warga di Surabaya juga
ReplyDeleteKeren mbak..semoga dimudahkan dan dilancarkan ya kegiatannya di Sayang Warga.
ReplyDeleteBagus sekali ini ada program sistem pendataan yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan di lapangan.
Kalau gabung dengan komunitas positif tuh banyak banget manfaatnya ya, Mba. Apalagi skrg dah ngebentuk kader sayang warga. Manfaat beorganisasi di negeri orang bisa kepakai ya?
ReplyDeleteAku pun dulu tomboy pada masanya mba 😁 alhamdulillah kegiatannya semakin bermanfaat mbaa. Semangat selalu. Keren deh memutuskan untuk terjun ke team.. smoga konten2nya membawa inspirasi terus ya mba.
ReplyDeleteItu sebabnya ya mbak Ida ada hadits : Silaturahmi membawa rejeki, karena dengan mendatangi warga jadi kesulitan warga langsung terlihat jelas. Semoga sukses ya mbak Ida, membawa persatuan untuk warga is something!
ReplyDeleteTeruslah aktif Mbak nggak peduli di mana pun karena bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat itu sangat membentuk pribadi dan karakter kita jadi lebih peduli.
ReplyDeleteProgram Sayang Warga benar2 bikin warganya saling perhatian ya mbak, saling perduli sesama warga, kira-kira program ini akan diterapkan di daerah lain juga ngga ya mbak Ida.
ReplyDeleteKereeen mb Ida...selamat menebar sayang bagi warga surabaya. Memang ya ketika kita bermanfaat bagi orang lain, rasanya seneng. (Eh tapi ada juga sih orang yg ga mau begini...ngapain repot2 buat org lain).
ReplyDeleteBtw..baca kata vic park, auto ingat film Minggu Pagi di Vic Park ituuu...saya baca2 komen di film iti di YT, katanya sangat mewakili.. bener gitu mbak?
Baru tau ada Program Sayang Warga di Surabaya. Salah satu upaya pemerintah kota untuk mendengarkan keluhan warga. Patut dicontoh oleh pemkot lainnya
ReplyDeleteDi surabaya banyak komunitas ibu2 yang visi misinya bagus. Sayang bukan warga surabaya. Kalo molly mah pasti ikutan juga
ReplyDeleteSelamat menjalankan amanah, kak Ida.
ReplyDeleteTenaga dan pikiran kak Ida akan berkontribusi banyak sekali membantu warga Surabaya sebagai kader Sayang Warga Surabaya.
Barakallahu fiik~
Wah mbak jadi kader sayang warga ya
ReplyDeleteSeru ya mbak bisa kunjungan ke warga
Semoga lancar ya mbak tugas sebagai kadernya
Bagus nih mba ada kegiatan positif, biar tetap bersosialisasi dan terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Alhamdulillah bisa sekaligus membantu warga lain yang membutuhkan.
ReplyDeleteWah aktif banget mbak jadi kader hehe. Biasanya yang paling kenal dengan org2 di sekitar wilayah tempat tinggalnya tuh kader2 ini :D
ReplyDeleteSatu Surabaya ternyata banyak jg ya kadernya. Kalau ibuk2 bergerak emang kyknya bisa lbh cepet melapor dan mengatasi masalah keknya :D
Seru banget mbak kegiatannya, punya kegiatan sosial kemasyarakatan seperti ini memang banyak manfaatnya ya menambah ilmu dan wawasan, menambah jaringan dan ada kepuasan tersendiri sudah berbagi dengan orang lain
ReplyDeletePastinya bahagia banget dengan bergabung dengan komunitas yang penuh manfaat ini ya, Mas. Eh, Mbak. Xixixi Salut sama Ibu2 yang gerakannya terus gesit, aktif, berkolaborasi untuk kemajuan daerahnya.
ReplyDeleteSenangnya bisa menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama manusia. Keren ih adanya kader Sayang Warga Surabaya seperti ini, inovasi yang bagus untuk diterapkan di daerah-daerah lainnya.
ReplyDeleteKeren banget ada komunitas sayang warga Surabaya, menginspirasi nih, Mba buat ditiru di daerah lain.Misal di Jakarta biar bisa mengurangi polusi, kan bisa ya. Atau mengurasi limbah rumah tangga
ReplyDeleteSekarang dah berhijab jadi nggak tomboy dan gak salah manggil lagi ya mbak.
ReplyDeleteSelamat ya menjadi kader Sayang Warga. Bagus sekali ya program nya.. jadi bisa tau keluhan Warga.
Masya Allah keren mba semoga betah dengan menebar manfaat pada masyarakat. Komunitas baik in sya Allah jadi pahala melimpah jg buat teman2 disana
ReplyDeleteWah mau dong ikutan
ReplyDeleteEh tapi posisiku masih di Kertosono habis lahiran
Coba deh yah kalau sudah balik ke Surabaya saya info buat ikutan Sayang Warga
Salah satu bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat, selain menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk seluruh kalangan, adalah adanya ruang untuk bisa menyuarakan kritik dan saran. Semoga tindak lanjutnya bisa diwujudkan juga oleh pemerintah kota Surabaya ya Mak.
ReplyDelete