Belakangan ini, banyak sekali masyarakat Indonesia yang gagal memahami suatu informasi. Yang berakibat pada mudahnya masyarakat Indonesia terjebak dalam hoax atau bahkan penipuan. Kegagalan dalam mencerna informasi ini, merupakan akibat dari kurangnya kualitas membaca dan literasinya.
Bahkan, Indonesia saat ini berada pada tingkat yang paling rendah dalam literasi dan berada pada ranking ke 62 dari 70 negara. Itu berarti Indonesia memang sedang dalam kondisi darurat membaca. Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk membantu, setidaknya menaikan rangking Indonesia tersebut? Salah satunya adalah dengan mengembangkan minat baca masyarakat Indonesia, mulai dari usia dini.
Dan apakah Pemerintah sudah melakukan tindakan untuk mengatasi rendahnya kualitas membaca masyarakatnya? Jawabanya adalah, sudah. Pemerintah melalui beberapa program rencananya, yaitu Perpusnas, Perpusda dan berbagai program literasi lainnya, sudah mulai bergerak masuk ke desa-desa dan kesekolah-sekolah untuk memudahkan akses membaca bagi masyarakatnya.
Apakah Program yang disebutkan diatas, sudah cukup membantu masyarakat untuk meningkatkan minat bacanya? Jawabanya, bisa iya dan juga bisa tidak. Iyah, jika pemerintah bisa lebih merutinkan kegiatanya dan tidak jika pemerintah hanya memfokuskan pada daerah-daerah tertentu, dengan mengabaikan daerah lainnya yang lebih terpencil.
Beruntungnya, pemerintah tidak sendirian. Karena banyak komunitas literasi di Indonesia yang tergerak untuk ikut andil dalam meningkatkan minat bacanya. Salah satu yang saya temukan baru-baru ini adalah di Cirebon. Di kota ini, banyak sekali komunitas literasi yang ikut ambil bagian. Mereka masuk ke desa-desa yang terpencil dan membawa buku-buku yang sangat menarik minat baca masyarakat.
Hari ini, saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan literasi yang diadakan Cerpin salah satu komunitas di Cirebon yang bekerjasama dengan Perpusda. Kegiatan ini berlokasi di SDIT KH Abdurahman Mahmud Mertapada Wetan Kab Cirebon.
Dalam kegiatan ini, Perpusda Cirebon mengerahkan satu unit mobil membaca di dampingi dan di kawal oleh anggota Cerpin dan perwakilan dari PR. IPNU IPPNU MERTAPADA WETAN. Sesaat setelah mobil dibuka, para siswa dari SDIT KH Abdurahman Mahmud mulai bergerombol dan memilih buku-buku yang tersedia di dalam mobil.
Kegiatan ini, membuat saya membuka kaca mata kuda dan mulai melihat Indonesia dengan mata telanjang, karena ternyata masih banyak orang-orang yang peduli terhadap kemajuan Indonesia dengan memajukan dan meningkatkan kualitas SDM masyarakatnya melalui kegiatan literasi ini.
Jika berbicara tentang pentingnya buku dalam kehidupan, maka tidak akan cukup dibahas dalam satu, dua atau bahkan berjuta artikel. Karena pentingnya buku dalam kehidupan itu, tidak bisa dituliskan dalam sebuah kata.
Buku, seperti pepatah mengatakan bahwa “Buku Adalah Jendela Dunia” dari buku kita bisa mengetahui banyak hal, banyak ilmu, dan banyak sekali manfaat lainnya. Tapi, layaknya jendela. Untuk bisa menikmati dan memandang indahnya pemandangan, kamu harus membuka jendela tersebu. Maka, untuk menikmati dan memandang indahnya ilmu pengetahuan. Kamu harus berani membuka buku dan membacanya.
Untuk kamu yang tertarik mengadakan acara dan kegiatan literasi, dan kamu bertempat tinggal dan bermukim di daerah Cirebon. Kamu bisa menghubungi komunitas Cerpin melalui kontak person berikut wa.me/6289653347412 . Menurut pihak Cerpin, kamu tinggal menghubungi dan Komunitas Cerpin di bantu oleh Perpusda Cirebon dan PR. IPNU IPPNU MERTAPADA WETAN, akan segera memproses dan mengirimkan mobil membacanya ke sekolah kamu. Ayo Tingkatkan minat membaca masyarakat Indonesia dan Indonesia akan lebih cepat maju.
Karena udah banyak bgt distraksi
ReplyDeleteKayak gadget dll
Jadinya anak2 agak sulit utk diajak suka membaca.
Untunglah ada program ini yaa
Benar sekali deh ini, bahwa tingkat membaca masyarakat Indoensia itu masih kurang. Gak usah suruh baca buku, jurnal atau berita yang benar ya. Lah baca caption media sosial aja pada males, padahal semua yang ditanyakan sudah ada di captionnya tapi karena malas baca itu tadi.
ReplyDeleteGempuran konten yang bisa dinikmati dengan mudahnya melalui hp bikin anak-anak lebih senang pegang gadget daripada buku. Perlu bimbingan orangtua agar budaya membaca bisa kembali diminati oleh anak-anak. Bagus nih upaya Cerpin dan Perpusda Cirebon mendekatkan kembali buku kepada masyarakat.
ReplyDeleteJadi blogger itu jadi rajin baca dan rajin nulis. Plus terkadang edukasi juga ke masyarakat.
ReplyDeletesetuju banget, kualitas membaca masyarakat Indonesia bisa dibilang kurang ya, terlebih di era digital seperti sekarang ini
ReplyDeleteKegiatan yang diadakan oleh Cerpin dan Perpusda Cirebon ini patut diteladani oleh daerah2 lainnya. Zaman dulu sebelum gadget berkeliaran hihihi, masih banyak anak2 maupun dewasa yang gemar membaca. Meskipun memang tidak banyak sih. Biasanya anak2 senang kalau ada perpustakaan keliling menggunakan mobil.
ReplyDeleteKatanya salah satu faktor literasi Indonesia rendah karena kurangnya buku bacaan. Salut deh dengan upaya menyediakan berbagai buku bacaan. Sekarang perpustakaan juga mulai banyak bebenah
ReplyDeleteAdanya perpustakaan baik yang di gedung maupun keliling memberikan anak2 kesempatan buat membaca yaa. Aku inget zamanku sekolah dulu bisa baca buku2 bagus ya di perpus.
ReplyDeleteZaman skrng emang saingannya gadget jd kudu lbh intens membiasakan anak membaca.
Warga negeri ini terlanjur diberi kemudahan memiliki gagdet dan fasilitas internet tapi kurang literasi digital. Termasuk juga tidak suka membaca sedari kecil, begitu mendapat info yang dilihat gambarnya aja atau judulnya, sedih yaa
ReplyDeleteAh iya, sedih ya mbak
ReplyDeletePeringkat literasi Indonesia itu rendah banget
Makanya pemerintah banyak menyediakan berbagai sarana untuk meningkatkan kemampuan literasi ini
Salah satunya dengan mobil membaca seperti ini
Minat baca sekarang memang jauh lebih rendah ketimbang jaman dulu. Teknologi kini kian berkembang dan makin menarik, bikin anak-anak lebih teroga ketimbang membaca.
ReplyDeleteYa, semoga gerakan membaca tiap daerah ada terus. Walau peminatnya dikit, yg penting tetep lestari dulu.
Pemerintah sudah punya program untuk meingkatkan kualitas baca masyarakat, tapi kalau gak ada kesadaran dari diri sendiri agak susah juga ya mbak.
ReplyDeleteTapi gak boleh pantang menyerah harus terus diupayakan demi kemajuan generasi selanjutanya juga. Pemerintah harus bekerjasama dengan banyak pihak termasuk komunitas literasi. Terus menginspirasi ya supaya minat baca masyarakat Indonesia terus meningkat
Di sekitarmu ngajakin anak baca kaya gini tuh gak gampang. Pada suka main gadget sih. Jadi aku keidean sendiri buat ngajak keponakan ke perpustakaan, bikin kartunya juga. Perpustakaan keliling ada sih, tapi kayanya mampirnya ke sekolah-sekolah aja. Yang umum kaya Cerpin tuh belum ada
ReplyDeleteAsiikk~
ReplyDeleteBisa membaca buku bersama teman-temin karena bantuan dari Komunitas Cerpin dan Perpusda Cirebon. Semoga semakin banyak kegiatan serupa di kota-kota lain.
Kalau di Bandung, mobil perpus ini adanya pas Car Free Day di beberapa titik ramai.
Kalau mau pinjam bukunya juga boleh, nanti dikembalikan di perpustakaan kota Bandung.
Minat baca anak sekarang tambah menurun dikarenakan ada gadget. Lebih baik mager main gadget dari pada ke.perpustakaan membaca buku.
ReplyDeletePR buat kami orang tua harus menyeimbangkan anak2 antara main game dan membaca buku
Semoga semangat membaca di Cirebon semakin meningkat dengan adanya layanan mobil membaca tersebut. Unik kan, mobil gitu biasa isinya jualan makanan atau minuman. Dikerubutin sama anak-anak. Nah, kalau isinya buku gimana, pasti mereka pada penasaran, termasuk sama isi buku-bukunya.
ReplyDeleteAdanya komunitas-komunitas literasi seperti Cerpin ini sangat membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas membaca masyarakat Indonesia ya, Mbak. Semoga semakin banyak lagi komunitas seperti itu dan menjangkau semua daerah di Indonesia.
ReplyDeletedi Jogja banyak tersebar perpustakaan dan rumah baca. meskipun memang gadget tetap jadi tantangan dalam menghidupkan literasi kita ya mak
ReplyDeleteiya mbak, memang susah susah gampang ya mengajak masyarakat untuk berminat membaca, harus ada waktu-waktu khusus karena yang di rumah juga begitu, udah keasyikan pakai gadget
ReplyDelete