Beberapa waktu lalu, saya melihat sebuah pemandangan yang menurut saya itu sangat menakjubkan. Yang mungkin bagi sebagian orang lain, itu adalah hal biasa. Namun bagi saya itu adalah luar biasa, karena merupakan pertama kalinya. Yang seketika mengingatkan saya kepada firman-Nya di dalam Al-Qur'an yang berbunyi,
"Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus." (QS: Al-Furqan: 53).
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (QS: Ar-Rahman: 19-20)
Nah, langsung pada paham kan ya saya mau menulis tentang apa?
Yupz! Saya melihat garis pemisah antara dua jenis air yang berbeda.
Mungkin dua ayat di atas bukan sekadar menyebutkan terpisahnya dua jenis air yang berbeda. Saya belum pernah membaca pembahasan tafsir lengkapnya. Namun karena di sini saya bukan mau membahas soal ayat, maka saya hanya mengutip terjemahannya saja, karena apa yang saya lihat mengingatkan saya kepada dua ayat tersebut.
Postingan saya kali ini adalah, tentang tempat yang enak untuk liburan keluarga di akhir pekan. Wisata murah meriah. Toh liburan juga tidak harus mahal kan? Yang penting berkualitas. Anak-anak hepi, istri juga hepi.
Suami gimana? Wakakaka…
Kalau anak istri hepi, mestinya suami juga hepi sih. Wakakakkak *maksa :D.
Lanjut ya...
Ceritanya, pertanggal 03 September 2021 lalu, suami mulai mendapat panggilan kerja lagi, setelah beberapa bulan vacuum, karena kami, seluruh keluarga, positif COVID-19 pada 25 Juni - 20 Juli 2021 lalu (hampir satu bulan, Gaes).
Alhamdulillah itu semua sudah terlewati. Dan kami semua kembali sehat wal afiat. Meskipun di musim omicron ini lagi-lagi mengalami gejala yang sama. Hanya tingkat sesak napasnya saja yang berbeda. Saya 12 hari tepar lagi di atas pembaringan. Suami kembali libur selama 22 hari. Huhu… ujian.
Sekarang suami sudah bisa masuk kerja lagi. Yang meskipun hanya partime, diperbantukan untuk mengirimkan paket dari sebuah expedisi, setidaknya itu membuat pertahanan asap di dapur kami kembali terselamatkan, karena peroleh gaji dari pekerjaan tersebut. Alhamdulillah.
Sejak itu, saya kembali sibuk sendiri di rumah. Jika sebelumnya, selama berminggu-minggu apa-apa minta bantuan suami, sejak doi kembali bekerja, saya kembali memegang kendali penuh terhadap anak-anak dengan segala kebutuhannya. Memandikan, menyuapi, bermain, dan sebagainya.
Adakalanya saya menikmati semua itu. Namun di kesempatan berikutnya, saya bisa merasa jenuuuh sangat. Kalau sudah begitu, saya bisa urung-uringan kepada siapapun. Termasuk kepada anak-anak, atau kepada para penelepon gelap *Huek, sok ngartis. :D
Sampai sini paham ya, kenapa saya tidak suka ditelepon dan mengangkat panggilan jika tidak penting-penting banget? Yang menyimpan kontak saya pasti bisa membaca tulisan "NO CALL, CHAT ONLY" dengan CAPSLOCK JEBOL tersebut di status whatsapp saya. Maafkaaaaan, saya memang tidak suka mengobrol. Huhu…
Healing Healing Healing
Belakangan ini, kata “healing” menjadi booming. Baik di sosial media maupun di dunia nyata. Boleh dong saya ikutan menggunakan istilah tersebut. Biar Mak Emak satu ini terlihat gaul gitu. Hihi.
Healing sendiri sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yang memiliki arti penyembuhan atau pengobatan, tetapi saat ini, di Indonesia, ianya menjelma menjadi bahasa gaul yang sering digunakan oleh banyak kalangan, terutama anak muda. Dan mewujudkannya pun bisa berbeda satu sama lain. Salah satunya dengan me time, atau liburan. Sesuatu yang juga, ingin saya lakukan.
Sebagai Mak-Emak yang memiliki kesibukan online (jualan online, ngeblog, menulis, review produk dan lain-lain) jelas kegiatan saya tidak jauh-jauh dari dalam rumah. Depan laptop dan ponsel. Setiap hari, selain keriuhan dua bocah kreatif kami, saya hanya disibukkan dengan kegiatan rumah tangga, serta mantengin laptop dan ponsel. Memasak sekadarnya, makan seadanya. Namun sering juga sih, bekerja seadanya, menulis sedapatnya, karena nyambi mengawasi dua bocah yang suka meminta perhatian.
Suntuk?
Ooo, jelas!
Jenuh?
Pastinya! Apalagi jika dua bocah yang sedang aktif-aktifnya itu membuat ulah, rasanya ingin teriaaaak yang kencang. Kalau sudah begitu saya membutuhkan healing demi kewarasan jiwa dan raga. *Eaaaaa…
Kemana dong?
Floating Market Romokalisari – Surabaya
Healing ke mana sih di kala pandemi belum minggat seperti saat ini? Hehe… saya sih gak harus pergi jauh. Jalan-jalan ke tempat wisata terdekat yang murah meriah juga sudah bisa kok menjadi pengurai kepenatan batin. Yang penting keluar dari rumah saja dulu. Menikmati segarnya udara luar, menikmati pemandangan, serta menikmati kulinernya. Beruntungnya, tidak jauh dari rumah ibu mertua (kami masih menumpang di rumah ibu mertua saya, Gaes) ada Floating Market Romokalisari – Surabaya. Tempat wisata yang menawarkan kenyamanan dan pemandangan yang lumayan dapat menyegarkan otak. Lebih dari cukup jika sekadar untuk mengurai emosi jiwa.
Apa dong yang menarik dari Floating Market Romokalisari Surabaya ini?
Sebenarnya tidak banyak sih, karena lahannya juga tidak seberapa luas. Namun menurut saya, jika yang kamu butuhkan adalah me time, ini sangat oke untuk didatangi.
Baiklah, saya akan mengulas apa yang menurut saya menarik di Floating Market Romokalisari ini.
Family Friendly
Tempat yang setiap hari Minggu dibanjiri banyak pengunjung ini, bukan hanya cocok untuk orang dewasa, karena floating market Romokalisari juga menyediakan wahana bermain untuk anak-anak. Tentunya dengan pengawasan ketat orang tua ya, karena hanya beberapa meter dari playgroundnya, adalah pantai yang terbuka. Ini lumayan berbahaya jika memiliki anak yang tingkat keingintahuannya besar mengenai hal-hal baru, seperti anak sulung kami, yang suka penasaran dan bereksperimen.
Foodcourt Menghadap Pantai
Pertama, Saat kamu memasuki wilayahnya, maka akan langsung berada di jalan beraspal yang lumayan luas, dengan beberapa tenda penjual minuman dan makanan. Baik makanan berat maupun ringan. Masuk ke parkiran, maka akan ditemukan dengan pepohonan rindang dan pohon pinus yang mendominasi.
Lurus dari pintu masuk adalah foodcourt. Sayangnya pilihan makanannya belum banyak. Tetapi ianya meiliki tempat yang sangat asik menurut saya. Terkadang saya ingin membawa laptop setiap datang ke tempat ini. Duduk mengetik seharian di salah satu foodcourt yang memiliki pemandangan pantai, burung wilis putih yang memukau, serta sekali dua kapal nelayan yang lewat juga menjadi daya tarik untuk diperhatikan.
Di seberangnya juga ada pulau yang masih berupa hutan, jadi udara yang menerpa benar-benar masih sangat segar.
Pendopo Yang Nyaman
Jika dari parkiran berjalan lurus ke kanan, maka kamu akan dipertemukan dengan area kepiting, playground berpasir yang nyaman untuk bermain anak-anak, pendopo yang berjejer dan nyaman untuk duduk-duduk, serta beberapa wahana bermain lainnya. Sayangnya, masih ada saja manusia yang memiliki kesadaran rendah mengenai pentingnya menjaga kebersihan di tempat umum, sehingga ada kalanya pendopo tidak lagi nyaman karena segelintir oknum, yang tidak mau membuang bekas makan dan minumnya sendiri ke tempat sampah, dan membiarkannya tergeletak begitu saja. Padahal tempat sampah hanya beberapa meter dari sana.
Wisata Perahu
Buat kamu yang suka berpetualang, berkeliling melihat-lihat di sekitar pantai juga menjadi sesuatu yang menarik tentunya. Saya dan keluarga juga baru sekali ikut, pada 06 Februari 2022 lalu. Itupun atas permintaan anak sulung, dan ikut rombongan pecinta sepeda yang saat itu pada naik perahu.
Awalnya perahu berjalan menyusuri sungai ke arah Surabaya. Di sini kami melihat lebih banyak lagi burung wilis yang terlihat putih bersih dan indah. Kemudian perahu berputar dan menuju perairan di wilayah Gresik. Di sanalah, dua air yang saya sebutkan di atas berada. Air tawar dan air laut yang terpisah membentuk garis semacam dinding yang menakjubkan. Semula saya mengira, garis itu hanyalah bayangan ombak. Namun, semakin didekati, garis itu terlihat semakin jelas. Masya Allah, bagi saya ini sungguh keren.
Perjalanan dengan perahu ini menghabiskan waktu sekitar satu jam.
Nah itu saja yang bisa saya ulas mengenai liburan murah akhir pekan Gaes. Next sepertinya bakal ada pacuan kuda juga di Floating Market Romokalisari ini. Saya lihat sudah ada tempatnya. Namun belum tahu juga ya, apakah itu beneran pacuan kuda atau untuk hal lainnya.
Ohya, ada live musiknya juga lho setiap hari Minggu.
Alhamdulillah ikut senang dengarnya, mba. Ketika sekeluarga udah sehat2 semua. Gpp kerja freelance pun yg penting mendatangkan rezeki. Moga mengalir selalu rezeki anak2 dari ayah ibunya. Biar bisa jalan2 juga kan naik perahu di floating market. Menyenangkan ya...
ReplyDeleteNaik perahu wuih, beneran bikin healing? Kalau saya apa gak bakalan tambah mabuk ya? Hehehe
ReplyDeleteSehat selalu bersama keluarga ya Mbak Ida ...
Pas banget nihbuat refreshing tipis-tipis ya, Kak. Apalagi dekat rumah,jadi wisatanya santuy deh. Btw ikut senang setelah beres dari covid-19 Kak. Hampir mirip, duku saya reaktif jadinya isoman 1 bulan. lama banget karena parno mau segera tes lagi. Alhamdulillah setelah mengumpulkan keberanian kembali test dan negatif. Tahus endiri kan tahun pertama covid suasana mencekam
ReplyDeleteSurabaya ternyata punya tempat sekeren ini
ReplyDeletentar kalo ke Surabaya, ke sini ah
sayapun gak suka ditelpon hanya untuk basa basi
tapi mungkin karena anak2 saya udah besar, banyak yang mengira setiap hari saya cuma ongkang ongkang :D
Wah wah, bisa masuk list lokasi jalan-jalan kalau mau ajak jalan-jalan anak-anak. Biar nggak mall ajah tujuannya, biar eksplorasi area luar juga
ReplyDeleteMakan sambil menatap laut tuh asik banget loh Mbak Ida. Semilir anginnya bikin kita menikmati waktu-waktu berharga. Kapan ke Surabaya mau main kesini ah
ReplyDeleteYang penting bisa healing & "me time" saja mom. Dulupun selagi anak-anak saya masih kecil aku bete banget dengan kerjaan seabgreg dirumah +urus anak nah biasa aku lari sejenak hilangkan kejenuhan dengan jalan-jalan sekitar rumah cari kulineran dan makan ditempat itu sudah buat bahagia loh
ReplyDeleteKalau melihat pantai yang berbeda warna dan kelihatan batas garis pantainya gak hanya jadi healing aja, tapi sekaligus tafakur alam juga ya
ReplyDeleteWisata bersama keluarga bikin refresh lagi ya mbak, mau murah ataupun mahal yang penting bahagia hahahaaa
ReplyDeleteMenarik sekali Mbak. Floating market bisa dikembangkan di sini juga nih, agar saya bisa merasakannya juga tanpa ke Surabaya.
ReplyDeleteOh iya, baru tahu kalau di sungai itu bisa melihat tempat yang menjadi batas air asin dan tawar. Biasanya mereka membaur saja. Ini keren banget dan mungkin tiada duanya.
Bisa jadi alternatif ngajak anak-anak main nih kalau pas ke Surabaya, Floating market romokalisari. Kayaknya masih terus proses pengembangan ya mbak, memperbanyak fasilitas untuk menarik minat wisatawan
ReplyDeleteWah keren, di Romokalisari ada wisata sekeren ini
ReplyDeleteKapan kapan mau mampir ah
Aduhh asyik banget mbak liburannya, kalau saya ke Surabaya kayaknya bakal mampir ke sana nih mau ngerasain juga haha
ReplyDeletewalau gak pandai berenang, tapi saya suka naik perahu dan melihat-lihat keindahan bawah laut dari atas (perahu). Saat kecil dulu, kakak mama selalu mengajak saya piknik seperti ini
ReplyDeleteSeru banget mbak jalan-jalan naik perahu, di sini jarang baget ada wisata naik perahu kayak gini karena jauh banget dari pantai.
ReplyDeleteHealing itu setau saya utk penyembuhan orang yang sedang sakit jiwa, Mba. Dan itu semoet diprotes sama yang pernah menjadi penderita ODGJ. Tapi memang kita kadang butuh hiburan yaaa..
ReplyDelete