Setiap anak berbeda, dan pasti memiliki keunikannya masing-masing. Catatan ini berupa pengalaman saya, lika-likunya mengajari, hingga sukses menjalani toilet training bersama dua anak perempuan kami, yang kami sebut DUO NIM (singkatan dari nama keduanya)
Dua kali menjalani toilet training, memberikan pengalaman yang berbeda.
Saat anak sulung, hingga usianya lima tahun saya masih menggunakan popok sekali pakai untuknya ketika tidur. Sedangkan siang, hingga usianya dua tahun lebih. Memang agak lambat, tetapi saya yakin, usia tidak bisa dijadikan patokan untuk anak menjalani sesuatu, karena memang kesiapan anak juga berbeda-beda.
Sebenarnya ketika usianya satu tahun saya sudah mulai mengajarinya, tetapi gagal, karena dia sepertinya belum siap. Apalagi kami masih tinggal di kontrakan petakan yang lumayan sempit, sementara anak sulung kami, merupakan anak yang sangat aktif, terutama dalam hal memporak-porandakan isi rumah. *Emak lebay.
Ini serius sih. Semua yang ada di dalam rumah tu setiap hari diberantakin sama si sulung. Termasuk lemari pakaian yang ia keluarkan semua isinya, perabot dapur, hingga stok makanan yang sering kebuang karena dipakai buat mainan sama dia. Sebab itulah saya gagal di percobaan pertama toilet training dia. Kan gak seru kalau pakaian satu lemari dikeluarin, kemudian dia pipisin. Bisa nangis guling-guling sayah. Wakakakak.
Lalu di usia dua tahun, saya mencoba lagi. Lagi-lagi gagal. Saya menyerah. Saat itu saya sedang hamil dan mudah lelah, rasanya belum sanggup ketika mengajarinya toilet training, sebentar-sebentar mengajaknya ke toilet, tetapi di toilet dia tidak mau pipis. Begitu diajak keluar lagi, dia mengompol di lantai, sering juga eek di celana yang kemudian ia gunakan untuk mainan dengan tangannya, diolesin ke tembok-tembok, dan sebagainya. Hal itu sering membuat emosi saya semakin memburuk, dan sering uring-uringan sama dia. apalagi jika dia pupnya pas di tempat yang baru saja dia berantakin. Seperti mainan, pakaian dari lemari atau keranjang. Sudahlah terpaksa saya harus mengangkat tubuhnya ke kamar mandi, mengepel, dan masih harus membereskan mainan atau pakaian yang harus dicuci ulang. Akhirnya, saya kembali memberinya popok sekali pakai.
Di usia tiga tahun, saya sudah melahirkan anak kedua, sehingga lebih mudah membawa badan ketika harus mengajaknya ke kamar mandi. Apalagi, dibantu ayahnya yang ketika itu terkena imbas dari pandemi Covid-19, sehingga sering di rumah.
Yang saya lakukan adalah:
Membelikan celana khusus Toilet Training.
Ini tujuannya agar ketika, anak pipis sembarangan, pipisnya tidak akan meleber ke mana-mana. Kalaupun tembus ya hanya sedikit saja di bawahnya, karena celana toilet training memiliki kemampuan menampung air (tergantung kualitas juga), sehingga pekerjaan emak mendampingi buah hati menjalani toilet training tidak terlalu berat. Celana toilet training juga akan membuat anak yang memakainya merasa tidak nyaman, sehingga ia akan lebih mudah diberitahu jika pipis atau eek di celana itu tidak nyaman, dan bisa diarahkan untuk ke toilet.
Untuk anak sulung, ini tidak efektif, karena dia betah meskipun celananya basah atau ada eeknya. Berbeda dengan anak kedua yang basah sedikit saja merasa risih dan meminta ganti.
Perhatikan Jarak Waktunya.
Hal ini agar kita tahu, berapa lama jarak pipis satu ke pipis berikutnya. Setiap anak tidak sama. Anak kami yang sulung satu jam bisa dua sampai tiga kali. Berbeda dengan adiknya yang satu jam bisa tempat sampai lima kali. Adeknya doyan banget minum, kakanya tidak.
Sabar Dan Telaten.
Sering-sering ditanya, “Apakah mau pipis?” itu yang saya lakukan untuk melatih kedua anak kami. Jika mereka belum mau, maka saya akan tetap mengajak mereka ke toilet jika waktunya sudah sesuai hitungan pipis mereka. Kemudian saya akan menyuruh jongkok dan menungguinya hingga mereka benar-benar pipis.
Dengan anak sulung, saya sering kecewa, karena gagal melakukan ini, padahal jarak waktunya juga sudah sesuai. Alhasil saya masih harus bersabar lagi, sering mengepel dan membersihkan eeknya hingga usianya hampir empat tahun. Sedangkan dengan anak kedua, dia selalu pipis setiap diajak ke toilet.
Hindarkan Mainan Yang Melenakan
Salah satunya adalah gadget. Dua anak kami ketika sedang asik bermain gadget, selalu lupa meminta ke toilet, terutama jika saya juga lupa mengajakanya ke toilet karena sibuk dengan pekerjaan saya. Tahu-tahu pakaian dan kasurnya sudah basah oleh pipisnya sendiri. Anak sulung hingga usia hampir lima tahun masih seperti ini. Biasanya setelah itu saya tidak memberikan kembali ponselnya. Membiarkannya menangis, hingga menemukan mainan lainnya.
Begitu juga anak kedua, dia sering lupa ketika sedang bermain ponsel. Bedanya anak kedua lebih mudah dibilangin, sedangkan kakaknya cuek.
Memujinya Setiap Kali Berhasil Pipis di Toilet
Anak-anak juga membutuhkan pengakuan. Memberikan pujian akan sangat efektif membantu mereka meningkatkan semangat untuk mencapai suatu tujuan. Mereka akan termotivasi. Memberikan pujian ketika anak berhasil pipis di toilet, membuat mereka bahagia, sehingga mereka akan semakin berusaha untuk segera bisa melakukan itu.
Pujian ini sangat membantu percepatan toilet training untuk kedua anak kami. Meskipun anak sulung selalu menolak, dan hingga saat ini masih sering pipis dan eek di celana, setidaknya dia sudah bisa ke toilet sendiri, dan dia terlihat bahagia ketika kami puji setelah melakukan itu. Dan sekarang, pada saat tidur, dia juga mulai bisa tanpa memakai popok lagi.
Sedangkan anak kedua, dia lebih cepat belajarnya. Saya yang semula pesimis akan berhasil melatih dia menjalani toilet training diusia dua tahun, ternyata keliru besar. Justru dia sudah sukses toilet training di hari ke empat. Dia sudah bisa berjalan dan meminta sendiri ke toilet, ketika kebelet pipis dan eek. Hanya saja, emaknya harus menyediakan waktu dan tenaga lebih untuk mengimbanginya, karena dia bisa ke toilet empat sampai lima kali dalam satu jam. Anak kedua belum bisa nangkring di atas toilet sendiri, juga belum bisa cebok, sehingga masih membutuhkan bantuan.
Serunya lagi, setiap kali pipis, anak kedua ini akan menaruh celananya di keranjang pakain kotor, sehingga emaknya kudu sabar mencuci banyak celana dalam setiap hari. Untungnya sih pakai mesin cuci. Hehe..
Bagaimana Pengalamanmu toilet training, Mak? Yuk sharing di kotak komen.
Anak saya dua-duanya lama lepas pospak, di umur 4 tahun. Itu juga karena waktu sekolah diajarin waktu-waktu khusus untuk ke toilet bareng-bareng. Jadi mereka lama-lama terbiasa BAK dan BAB di waktu yang teratur sehingga bisa lepas pospak.
ReplyDeleteWah sama ngan anak sulung kami berati ya Kak.
Deletemakasih banyaak untuk semua tips dan juga triknya mbaa. Inget jaman anak - anak masih pada imut - imut dan menjalani ini semua. Semangaaat
ReplyDeletePengalaman saya dulu sejak bayi kalau dirumah tanpa pempers, mulai merangkak tiap mau pipis atay pup wajahnya kelihatan dan buru2 saya bawa ke kamar mandi.
ReplyDeleteLama2 terbiasa memberikan kode.
Membaca ceritanya dengan saksama membuat saya salut dengan Mba Ida, bener-bener luar biasa perjuangan seorang ibu mengasuh anak yaa, harus sebar dan telaten.
ReplyDeleteSaya punya ponakan umur 1,5 tahun yang lagi diajari toilet training juga sama emaknya.
Ponakan saya siangnya gak di pakai'in pampers sih, biasanya dia kalau mau pipis minta turun (kalau lagi di tempat tidur), kadang kalau lagi bad mood, biasanya langsung pipisin kasur.
Tantangan banget yaa
Anak sulungku sama dengan sulungmu, Mbak. Dia baru lepas pospak usia 4 tahunan. Ya ampun, segala cara kucoba tapi gagal maning gagal maning. Santuy dia mau basah celananya gapapa. Beda sama adiknya. Usia dua tahun lepas ASI, lepas pospak dan pisah tidur dari saya - tidur sekamar sama kakaknya.
ReplyDeleteMemang tiap anak unik dan berbeda:)
toilet training sangat penting ditanamkan sejak usia dini. karena dengan toilet training akan melatih dan menambah pengetahuan anak akan pentingnya menjaga kebersihan. jadi kalau si anak udah terbiasa buang air di toilet udah nggak perlu pakai popok lagi saat malam hari.
ReplyDeleteWah, perjuangan juga ya Bun mengajarkan anak toilet traning. Nggak semuanya merasa risih juga kalau pakai celana toilet training
ReplyDeleteSabar dan telaten ini buat saya malah jadi prioritas nomor satu kalau dalam urusan mendidik dan merawat anak.
ReplyDeleteAlhamdulillah sih sejauh ini saat melakukan TT anak tidak banyak merepotkan
Sabar dan telaten ini buat saya malah jadi prioritas nomor satu kalau dalam urusan mendidik dan merawat anak.
ReplyDeleteAlhamdulillah sih sejauh ini saat melakukan TT anak tidak banyak merepotkan
Pokoknya kalau mau mulai toilet training emak kudu lagi sehat-sehatnya dan suasana hati mendukung juga. Stok sabar di toko-toko kudu dibeli semua, biar anak juga happy pas jalaninya.
ReplyDeleteMemang kuncinya itu di sabar dan telaten. Saya masih ada PR untuk toilet training dengan si kecil yang kini beranjak 3 tahun. Sudah bilang kalau bak dan bab, cuma sesudah kejadiannya terjadi, hehehe. Fiuh, semoga segera bisa sukses, aamiin. Terima kasih tulisannya, Bun. Bermanfaat
ReplyDeleteAnak pertama dulu usia 1.5 thn udah bisa ditatur (disuruh pipis ke KM), udah engga ngompol. Mungkin krn cowok, gampang ngarahin (pipisnya...wkwkwk). Anak kedua, cewek, smp 4 thn masih ngompol. Kalau TT sih, sejak 6 bulan (sejak bisa didudukkan) udah dibiasakan pup ke KM, dipegangin gitu deeeh...Emang musti sabar sih urusan TT...
ReplyDeleteArtikel kiat sukses toilet training ini sangat dibutuhkan oleh ibu ibu yang lagi mw mengajari anaknya toilet training
ReplyDeleteMemang harus ada kiatnya ya mbak, biar mudah menjalani nya
Ternyata gak mudah mengajarkan anak untuk mau menggunakan toilet ya Mbak. Pun ketika ia sudah pandai, harus ngajarin cebok lagi, kalau misalkan BAB. Luar biasa memang ibu-ibu.
ReplyDeleteKalau mau bantu anak toilet training emang butuh waktu dan kesabaran yang luar biasa. Mudah-mudahan anak aku nanti bisa diajak kerjasama untuk TT biar ibunya ngajarinnya juga happy. Hehehe
ReplyDeletewah seru juga ya, toilet training pada anak. saya dulu lupa tuh bisanya gimana hehe. tarckl saya ada anak mo saya praktekkan, tq sharingnya
ReplyDeleteperjuangan semua emak nih terkait toilet training, i've been there two. dua anak juga. jadi udah kenyang rasanya, hihihi. tapi emang bener sih selama membersamai anak toilet training mag kudu banyak banyak sabar dan telaten
ReplyDeletekalau anakku yang pertama umur 2,5 tahun sudah bisa lepas popok siang hari mbak soalnya kan pas aku cuti melahirkan anak ke dua jadi bisa sekalian toilet trainingnya. nah anak ke dua ini sudah mau 3 tahun aku masih belum berani mulai toilet trainingnya mana anaknya juga masih nggak mau pakai celana biasa. semoga aja nanti umur 3 tahun bisa mulai toilet training anak ke 2
ReplyDeleteMasya Allah.. jadi emak tuh emang harus ekstra sabar ya Mbak mendidik anak-anak. Kebayang pipis dan ee bikin kotor mainan, pakaian, dll. Saya juga mengalaminya sih.. tapi alhamdulillah gak parah banget. Hehe.
ReplyDeleteDan emang tiap anak tuh berbeda ya. Anak sulung saya benar-benar lepas pospak usia 3 tahunan, anak kedua dan keempat belum ada 2 tahun udah sukses toilet training, sedangkan anak ketiga sekitar usia 2 tahun.
Yah emang kuncinya kudu sabarrr dan telaten ya, Mbak. Semangatt buat kita para emak :)
Pengalaman toilet training ini memang seru untuk masing-masing anak yaah..
ReplyDeleteAku juga merasakan perbedaan ketika sounding ke anak pertama dan kedua. Namun tetap menhargai keberhasilan masing-masing. Anak kedua, ketiga dan seterusnya biasanya belajar lebih cepat karena sudah ada kakak-kakaknya yang mengawali.
Alhamdulillah,
Kini setelah TT berhasil, cucian tentu sangat berkurang yaa, kak... Plus uang belanja popok bisa lebih legaan.
Kayak apa bentuknya celana toilet training itu mbak?
ReplyDeleteSama, saya anak pertama juga sampai usia 5 tahun masih pakai diapers kalau malam. Kalau siang lepas diapers menjelang usia 4 tahun.
Duh dedek mau dua tahun dan aku bingung kak. Mau coba toilet training tapi dedek kadang paham kadang enggak mendengarkan. Jadinya antara mau enggak mau. Banyak enggak berhasilnya, jadi dilema mau lanjut atau nunggu agak gedhe lagi.
ReplyDeleteToilet training memang melelahkan, ya. Kalau pengalamanku rasanya lebih drama toilet training dibandingnya menyapih. Haha. Dan tingkat keberhasilannya benar-benar harus menyesuaikan kondisi masing-masing keluarga, misal ada kondisi ibu sedang hamil, baru pindahan rumah, anak sempat sakit, dan lain-lain. Jadi setiap anak memang berbeda-beda proses toilet trainingnya. Masya Allah.
ReplyDeleteKebayang pas angkat anak dan langsung dibawa ke kamar mandi. Aku pernah mengalami di anak pertama juga, mbak. Xixixixi
ReplyDeleteAlhamdulillaah...anak kedua lebih cepat belajar toilet trainingnya ya, mbak. Aku juga udah mulai toilet training lagi untuk anak kedua, nih. Semoga dimudahkan.
Ya Allah.. Kebayang deh pegelnya mba Ida. Atuh itu dipeperin ke tembok.. Dudududu.. Saya pasti sudah jerit2.. Hahaha.. Puyeng bersihinnya. Tapi memang butuh ketelatenan dan sabar utk mengajarkan TT ke anak. Saya pun harus memperhatikan waktu2 dia pub. Dan ekspresi dia mau pub. Kalau pipis, memabg 2 jam sekali saya ajak ke kmr mandi. Biarin aja lama di kamar mandi sampai dia pipis.. Sambil terus disounding kalau mau pipis disini yaa.. Lelah memang mba. Tapi kalau saya lagi hamil trus ada anak toilet training. Mgkn saya akan spt mba ida
ReplyDeleteMakasih tips nya ya mba. Ngajari anak toilet training emang susah-susah gampang. Anakku 3, beda2 semua. Anak pertamaku masih ngompol pas umur 3 tahun, tapi adiknya umur 2 tahun udah nggak ngompol meski nggak pake pospak, sdangkan yang ketiga pas umur 2 tahun udah nggak pake pospak sama sekali.
ReplyDeleteFase2 yg sungguh menguras emosi ini. Huhuhu. Saya TT berhasil baru pas umur 4 tahun yg bungsu. Ngajarinnya memang lambat juga, di usia 3 tahun. Kalo lebih awal pasti lulusnya lebih awal juga ya Ma
ReplyDeleteBelum berpengalaman soal toilet training, tapi ini ada Keponakan Bocil. Sekarang baru diajari buat bilang pipis dan pup. Anaknya aja belum 2 tahun, hehehe. Tiap anak memang beda ya
ReplyDeleteSaat anak pertama itu pengalaman yang rada horor karena belum ada ilmunya, mana sedih banget kalau gagal pas anak ketiga udah lumayan cepat karena sudah diedukasi toilet training sejak sebelum 2 th.
ReplyDeleteAnak saya berhasil toilet training usia 28 bulan. Alhamdulillahnya sampai sekarang usia 5 th cuma sekali ngompol malam di kasur, itupun karena sakit dan gk kuat ngomong kl mau pipis. Kl saya dulu kuncinya sabar dan telaten ajakin dia ke kamar mandi
ReplyDeleteAnakq juga udah sukses toilet training sejak usia 2 rahun mbak, kuncinya kita harus rajin melatih dia pipis di jam2 yang sudah ditentukan trus harus konsisten
ReplyDelete