Tips mengatasi anak GTM (Gerakan Tutup Mulut)
Pernah suatu hari ketika sedang nongkrong ngobrol-ngobrol di sebuah kota, seorang kakek berkata, "anak jaman dulu menangis karena ingin makan. Anak jaman sekarang menangis karena disuruh makan."
Tidak perlu membutuhkan waktu lama buat saya langsung mengiyakan ucapan kakek tersebut. Pasalnya saya merasakan kebenarannya.
Jaman saya kecil dulu, ekonomi sangat susah. Jangankan untuk mengejar biaya pendidikan, bisa untuk makan sehari tiga kali saja sudah merupakan rejeki yang menggembirakan. Bisa jajan seminggu sekali saja sudah berkah berlimpah yang jarang terjadi. Saya rasa, saya dan keenam saudara lainnya jajan belum tentu setiap seminggu sekali. Berbeda dengan kedua adik terakhir yang ketika mereka terlahir dan tumbuh, kakak-kakaknya sudah bekerja dan menghasilkan uang sehingga jajan dan kebutuhan mereka terpenuhi, dengan bantuan dari kami kakak-kakaknya. Maklum kedua adik yang lahir belakangan ini selisihnya jauh, sekitar 10 tahun.
Berburu Burung Hingga Belalang
Hal yang paling menyenangkan semasa kecil saya dulu adalah, saat diajak ke ladang oleh bapak. Banyak makanan hutan seperti, sentiet, cimplukan, mangsi, yang bisa langsung dimakan. Banyak juga hasil tanaman yang bisa langsung dimakan di ladang. Singkong, ketimun, jagung, sayuran muda seperti kacang ijo dan kacang panjang. Kami sangat nggragas (apa saja dimakan tanpa pantangan), sehingga jarang kelaparan saat berada di ladang.
Bosan dengan itu semua, kami bisa turun ke sawah untuk menangkap ikan dan belut, kemudian dipanggang.
Atau mencari sarang burung untuk dicuri telurnya, atau mengejar dan menangkap belalang untuk dibakar. Jika dapatnya banyak, kami bisa membawa pulang dan menggorengnya untuk dijadikan camilan agau dibikin peyek untuk lauk makan di rumah.
Pernah makan belalang goreng atau dibikin peyek? Rasanya mirip dengan udang. Kalau belum pernah, silakan kunjungi postingan Blogger Tuban Jawa Timur ini tentang rasa belalang goreng. Dijamin ketagihaaan. Duh jadi pengen makan belalang nih sayah.
Perbedaan anak jamanku dan jaman kini
Sekarang, di sinilah saya yang telah menjadi seorang ibu. Saya merasakan sekali perbedaan anak jaman now dan jaman dulu.
Dulu, kami sering kelaparan karena memang tiada yang dimakan. Bahkan pernah kami mengalami hanya makan daun singkong rebus. Menurut saya itu enak, dan saya tetap lahap memakannya. Adik-adik saya pernah hanya sarapan belimbing yang dipinta mamak saya dari tetangga, itu semua karena kami tidak memiliki makanan untuk diolah. Merengek iya, tetapi tidak sampai menangis.
Nasib baiknya, kami tinggal di kampung, yang jika tidak memiliki apa-apa bisa pinjam dulu ke tetangga. Seperti beras, oyek (butiran semacam tiwul yang juga sama-sama terbuat dari singkong), uang hingga ke garam pun bisa saling pinjam. Ketika kita memasak sesuatu, juga bisa saling berbagi dengan tetangga. Kami masih sangat dekat dan saling tolong-menolong satu sama lain. Duh rindu deh kalau ngomongin hidup bertetangga di zaman itu. Sekarang semua orang memiliki kesibukan yang berbeda, sehingga tradisi berkumpul dengan tetangga sekadar untuk duduk santai dan mengobrol sudah tidak ada lagi. Kalaupun ada, itu ketika di sebuah hajatan, atau ada keperluan dengan desa.
Sekarang, di sinilah saya. Telah menjadi seorang ibu. Yang saya rasakan sekarang adalah, spaneng, stress karena anak susah sekali disuruh makan. Baik disuapi atau makan sendiri. Berbagai cara telah dicoba tetapi belum membuahkan hasil yang menyenangkan. Kedua anak saya menolak hampir semua masakan emaknya ini.
Anak sulung, seringkali langsung melengos (buang muka dan menjauh) setiap kali saya suguhkan varian makanan, seraya berkata, "uwek, gak inak Bunda." Padahal belum dicicipi sama sekali. Dia juga sangat sulit untuk dibujuk. Yang dia sukai hanyalah ciki, es krim dan sebagainya. Terkadang masih mau minta ayam goreng atau nasi goreng.
Terkadang masih mau makan jagung rebus, tetapi juga seminggu maksimal 2x, jika lebih dari itu, dia bakal cuma ngelirik.
Begitu juga anak bungsu, dia lebih membuat emaknya ini pusing mencari ide, karena semua makanan ditolak. Jagung mau tetapi cuma beberapa suap. Itu pun sama seperti kakaknya, tidak mau lebih dari 2x dalam seminggu. Oh my God.
Apa Saja Yang Penting Makan
"Apa saja yang penting makan." Begitulah beberapa ibu yang saya ketahui di sebuah forum Mpasi. Apa saja yang anaknya mau, maka itu yang diberikan asal anaknya makan. Seperti halnya saya yang terkadang merasa kwalahan menghadapi anak yang susah makan, saya selalu berusaha memberikan apa pun yang mereka mau. Asal tetap terjaga kesehatannya.
Ci Sulung misalnya, dia suka (dalam artian masih mau walaupun seminggu sekali atau 2x) jus alpukat, jagung rebus, nasi goreng, kentang goreng, mie, sosis, ayam goreng (seringnya kentucky, dan dimakan tepung kriuknya doang), telur ceplok (putihnya doang), dan ceker ayam. Maka, makanan tersebutlah yang saya putar, diolah untuk makan dia sehari-hari. Kecuali nasi goreng, semua tanpa nasi. Makan gak harua nasi, yang pwnting anak sehat, tunbuh sempurna dan perut kenyang.
Sementara Ci Bungsu, sejak bayi dia sudah mulai menolak bubur. Saya memberinya bubur hanya di awal percobaan saja sekitar satu minggu. Karena dia terus menolak, akhirnya saya kasih nasi tanpa lauk (pakai lauk ditolak). Hingga usianya 14 bulan, dalam sehari paling banyak ½ sendok teh nasi yang masuk dalam perutnya. Selebihnya ngASI. Alhasil boros di popok karena pipisnya tembus setiap tiga jam.
Sekarang usianya sudah 17 bulan, sudah lumayan bisa 1 - 3 sendok makan nasi dalam sehari. Mulai mau makan jagung rebus seperti kakaknya. Terkadang ayam, khususnya ceker meskipun sedikit. Sesekali saya buatkan telur dadar campur daun bayam cincang. Sedikiit sekali, tetapi itu semua sudah menjadi prestasi bagi emaknya ini.
Jajan Sehari Sekali
Jika diturutin, anak sulung kami jajan bisa menghabiskan 10 - 20 ribu sehari. Tetapi saya sadar itu sungguh tidak baik buat dia. Karena itulah saya memutuskan hanya memberinya jajan sehari sekali. Tidak sekaligus tentunya. Saya melakukannya secara bertahap. Karena dia belum faham untuk diberi pilihan. Usianya belum 4 tahun.
Makan Jajan Setelah Makan Besar
Hal ini juga yang sedang saya terapkan untuk anak-anak, agar menghabiskan makanan besar lebih dulu, sebelum makan jajan pilihannya. Dengan begitu, perut dia sudah kenyang oleh makanan sehat sebelum ngemil jajan dari warung.
Menyediakan Camilan Sehat Di Rumah
Menyediakan makanan sehat yang disukai anak-anak di rumah, terkadang dapat membuat mereka lupa untuk jajan ke warung. Salah satu yang saya sediakan adalah biskuit gandum atau biskuit kelapa untuk dicelup ke air putih atau susu. Emak bisa mencari tahu lebih dulu, apa yang disukai anak-anak untuk memudahkan stok makanan di rumah.
Terakhir, jangan lupa, konsultasikan ke ahlinya.
Itulah beberapa cara saya mengatasi anak GTM. Tips mengatasi anak susah makan. Kamu punya pengalaman beda Mak? Yuk sharing di komentar.
Ya, anak rewel gak mau makan, karena biasanya sudah kenyang dengan camilan atau Snack. Sehingga makan utama gak selera. Apa harus dibuat lapar dulu ya, .Biar makan makanan utama berselera dan lahap
ReplyDelete((Apa aja yang penting makan)) iya banget kak. Dan momen ini sempet naik turun bahkan sampe anakku SD kelas 3. Udah gitu sakit-sakitan terus. Ngga lama yaa, alhamdulillah abis pindah rumah, eh makannya ngga susah lagi dan jadi jarang sakit. Tapi, perjalanan sebelumnya yaa panjang juga dan cukup menguras emosi kalo pas susah makannya parah
ReplyDeleteWah mamak jaman now puyeng ya mbak punya anak ...bukan karena ga ada yang dimakan justru banyak pilihan dan anak sekehendak hati bisa memilih makanan ,,apalagi klo jajan diluar tambah pening lah pala mamak heheh..ya begitulah mbak dinamika saat ini,,..jadi mamak harus smart ya untuk siasati keinginan anak dalam pilihan makanan.
ReplyDeleteGak jauh beda dengan ceritaku mba, zaman dulu adalah hal yang dirindukan.
ReplyDeleteApalagi cobain belalang panggang dari mamak tuh rasanya maknyussss banget.
Coba aja kalau anak zaman sekarang,mungkin bentuk dan rupa belalang pun nggak ada yang tau. Dan kalau aku rasa anak zaman sekarang GTM karena lebih sering dimanjain, jadi mereka sedikit ngelunjak dan bahkan ada anak tetanggaku ibunya berlarian kesana kemari hanya untuk suapin anaknya, hemm kalau dulu pada mandiri tanpa disuapin lagi.
semangat mbak ida...memang mendidik itu perlu ilmu dan kesabaran ya mbak ida. semoga mbak ida selalu dimudahkan ketika membersamai putra putrinya.. memang zaman dan tantangan kita kini berbeda dengan zaman dulu. kalau boleh saran mbak mungkin jajannya bisa diganti dgn alternatif menyediakan pangann yang lebih sehat seperti rebus2an atau buah2an lebih mudah dan sehat.. kasian kalau kebanyakan pengawet dan pewarna jajanan zaman sekearnag
ReplyDeleteEmang bener ya katanya kalau anak udah GTM pasti ibu akan pusing memilih menu variasi yang buat mereka mau makan kembali.
ReplyDeleteaku pernah baca di storynya salah satu selebgram teh Angelina. Katanya kalau anak GTM tuh kita harus banyak istighfar sama Allah. karena yang membuat anak mau makan itu Allah. ubun-ubun makhluk itu yang pegang Allah. tapi selain itu, bebrapa tips diatas juga perlu diikuti, biar anak gak GTM lagi.
ReplyDeleteKalau aku sama ponakanku yang ga mau makan, cuma cerita yang agak serem aja nanti dia pasti mau makan hahaha.
ReplyDeleteAlhamdulillah anak-anak di rumah jarang yang mengalami gtm. Biasanya gtm melanda kalo si anak sakit .Selebihnya makan dengan lahap. Saya selalu bikin bubur tanpa gula garam saat anak MPASI pertama. Lauk dan sayur lengkap dimasak tim .jadi si kecil tau rasa asli makanan.
ReplyDeleteKetika sudah bisa makan nasi jadinya suka segala jenis lauk dan sayur.
Anak-anak berenang begitu kali ya Mbak Ida, keponakan satuku itu juga gitu deh makan ayam yang dimakan cuma kriuk-kriuknya. Makan telur yang dimakan juga cuma kuningannya. Nggak mau sayur, ikan, buah dan lain-lain. Bahkan minum pun yang diminum cuma air putih dan teh manis. Aneka macam minuman es krim gak ada yang mau dimakan.
ReplyDeleteBetul kak dulu kita mau makan, dibilang ibu tunggu adik-adik juga biar makan serempak, biar semua kebagian merata. hahaha. Sekarang ampun nyuruh anak makan. kayak lihat hantu kalau lihat nasi. Siasatinya, aku sediakan roti dan buah kayak pisang dan alpukat.
ReplyDeletekalau di rumah juga sama kita harus makan nasi dulu baru boleh makan gajian bukan makan jajan dulu baru makan nasi soalnya perut bakalan kenyang jadi nafsu makan berkurang padahal untuk anak makan itu harus yang bergizi diutamakan baru makan cemilan
ReplyDeletekalau di rumah juga sama kita harus makan nasi dulu baru boleh makan gajian bukan makan jajan dulu baru makan nasi soalnya perut bakalan kenyang jadi nafsu makan berkurang padahal untuk anak makan itu harus yang bergizi diutamakan baru makan cemilan
ReplyDeleteDulu anak saya juga susah makan, mbak. Trus saya kasih vitamin penambah nafsu makan Apialys di apotek. Manjur kalo di anak saya. Sekarang doyan makan dan udah gk aku kasih vitamin lagi
ReplyDeleteNah adek saya susah banget makan makanan utama tiap hari Jajan terus klo ga diturutin sama ibu nangis dan ga mau belajar
ReplyDeleteYup menjadi ibu tidak mudah harus memutar otak dan dituntut kreatif... agar GTM nya anak berakhir... tetap semangat kak...
ReplyDeleteWah tantangannya besar juga jadi ibu ya, pantesan balasannya surga. Btw saya baru tahu kalau ada istilah GTM eheh
ReplyDelete