"Ini A, ya, teman-teman."
"Yang ini juga A."
"Terus yang ini, juga A. Semuaaa A"
Celoteh Nurul (3 tahun), saat belajar menulis bersama ayahnya. Ayahnya memang paling telaten mengajari anak-anak melakukan sesuatu.
Mengajari anak belajar menulis dapat mengasah kemampuan motorik halus pada anak usia 3-4 tahun. Mengasah kemampuan anak yang mulai belajar menulis (pre-writing skills) bisa dengan cara mengajari anak menggambar lingkaran, menarik garis lurus, menghubungkan titik-titik atau mewarnai menjadi salah satu cara untuk mengajari anak mulai menulis.
Belajar sambil bermain menjadi salah satu cara agar belajar menulis terasa menyenangkan bagi anak sekaligus menstimulus kemampuan menulisnya. Cara mengajari anak belajar menulis dengan metode belajar sambil bermain bisa menanamkan kebiasaan pada anak bahwa belajar tidak harus kaku dan membosankan. Pemilihan alat tulis juga mempengaruhi kemampuan menulis anak, alat tulis dengan pegangan yang sedikit gemuk bisa menjadi pilihan karena mudah dipegang oleh anak.
Tulislah pesan pada Si Kecil pada secarik kertas kemudian bacakan pesan yang sudah ditulis, ajarkan anak membalas pesan tersebut dengan tangannya sendiri. Agar lebih menarik gunakan kertas dan pensil warna-warni yang bisa menarik perhatian anak. Tempelkan pesan-pesan tersebut pada suatu media, bisa di papan, lemari atau pintu kulkas, hal ini bisa merangsang anak bersemangat untuk terus belajar menulis.
BACA JUGA: 3 CARA MENSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
Emak bisa melakukan langkah-langkah berikut ini untuk menstimulus kemampuan motorik halus anak, khususnya kemampuan anak dalam menulis:
1. Siapkan tempat belajar khusus buat si Kecil yang nyaman, aman serta menyenangkan. Bisa berupa ruangan atau bagian sudut rumah. Ini cara agar si Kecil belajar menulis dengan benar dan tidak menggunakan dinding rumah sebagai media menulis.
2. Biarkan anak alat tulis dan juga segala perlengkapan menulis yang bermacam-macam atau bervariasi. Perlengkapan menulis yang beraneka warna atau kertas dengan gambar-gambar yang disukai si Kecil, agar anak termotivasi dan merasa belajar menulis itu sangat menyenangkan.
3. Buatlah program untuk anak, yaitu materi yang akan diajarkan pada anak untuk memantau perkembangan kemampuan si Kecil dalam menulis. Emak bisa memberi hadiah pada si Kecil apabila Si Kecil bisa mencapai kemampuan tertentu.
4. Meminta anak untuk membantu menulis berbagai kebutuhan kita, contohnya menulis pesan harian atau menulis daftar belanja bunda merupakan cara mengajari anak belajar menulis yang cukup efektif.
5. Ajak anak menggunakan segala alat untuk menulis dan tidak hanya mengandalkan alat tulis yang biasa. Misal menjadikan ranting sebagai alat tulis dan tanah sebagai pengganti kertas pada saat bermain di taman atau halaman rumah. Cara mengajari anak belajar menulis seperti ini selain menstimulus kemampuan anak, cara ini juga bisa melatih anak agar menjadi kreatif.
6. Kenalilah kesukaan anak, segala sesuatu yang menarik bagi si Kecil misalkan nama hewan, nama alat transportasi atau nama orang-orang yang dia kenal. Jadikan kesukaan anak tersebut sebagai materi dalam mengajari anak belajar menulis.
7. Ajak anak untuk sering berbincang-bincang, semakin banyak kosa kata yang dia ketahui semakin banyak pula materi yang ingin dia tulis.
Buatlah permainan agar si Kecil antusias dalam belajar. Misalnya buatlah suara menyerupai hewan kemudian ajak anak menulis nama hewan dalam suara tersebut.
Ingat Mak, untuk tidak memaksa anak dalam belajar menulis, cara mengajari anak belajar menulis dengan cara memaksa hanya akan membuat anak merasa trauma dan tak mau untuk belajar menulis lagi. Suasana menyenangkan, belajar sambil bermain membuat anak belajar dengan gembira dan anak pun bersedia belajar dengan suka hati.
Sampai sekarang, meski sudah sekolah saya kemanapun selalu bawa alat tulis untuk anak. Karena sejak kecil dibiasakan belajar menulis dimanapun, sampai sekarang meski sudah bisa baca tulis, anak tetap mau saja menulis dan atau menggambar. Kalau anak suka memang semuanya jadi mudah ya
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Teh. Fahmi is the best
DeleteBanyak banget ya, cara mengajari anak menulis. Saya sudah lupa semua, karena si kakak berusia 12 tahun sekarang.
ReplyDeleteHarus banyak menimba ilmu mendidik dan mengasuh anak dari 0 lagi, sejak ada Gi
jd ibu harus selalu belajar terus ya. gak hanya anak yg belajar. dari tulisan ini jd bs melatih anak saya gkmana caranya menulis agar tak acak2an
DeleteSama seperti komennya Mba Susindra, ku juga sudah lupa. Hihi, tapi jaman sekarang makin kreatif para ortu dalam mengajari balitanya, ya, Mba? Btw, ku suka banget lihat foto yang paling atas, deh. Serius banget si kecilnya menulis, tuh. Nulis apa itu, Nak? Btw, itu Nurul kah, Mba?
DeleteSenyamannya aja Mbak Susi. Emak lebih tau yang pas buat anaknya.
Delete@Alaika: Iya Kak, itu Nurul Ikhlas. Anak pertama kami.
Hiks jadi inget waktu belajar huruf pertama kali dari alm Ayah
ReplyDeleteSaya belajar huruf yang paling mudah dulu seperti T, A, pokoknya yang mlungker mlungker seperti G dan S terakhir deh 😁😁😁
Saya malah lupa, apa yang pertama kali saya pelajari. Hahahah
DeletePenuh tantangan juga ya
ReplyDeleteHarus kreatif juga
Dan sabar jd kuncinya hehe
Betul sekali
DeleteSeingat aku waktu anak anak diajar menulis dimulai dari bikin angka satu . Bikin garis garis sampe tangannya lemes hehe
ReplyDeleteNah betul itu. Aku inget belajar sendiri, pas nulis angka 5 kebalik sama kakakku dibetulin.
DeleteIya begitulaaahh jadi ortu memang kudu ekstra sabar dan telaten dan PENUH SEMANGAATTT!
ReplyDeleteSemoga anak2 tumbuh jadi generasi yg sholih dan sholihaah ya.
Aamiin aamiiin ya robbal alamiin
Aamiin yaa Rahmaan Rahiim.
DeleteTerus semangaaattt!
DeleteInsyaAllah lelah dengan niat LILLAH bisa diganjar berkah dan pahala melimpah!
Hmm ini kegalauan saya kemarin, sebelum anak sekolah. Apalagi anak saya cowok, susah banget buat diajarin menulis
ReplyDeleteKudu telaten banget ya Mak.
DeleteJadi ingat pengalamanku mendampingi anak belajar menulis mba. Qadarullah punya 2 anak dengan cara belajar yang berbeda banget 2-2nya. Di kakak proseanya lancar jaya, pas si adek agak kerepotan, huruf kebalik-balik, susah mengingat huruf dll. Saya sempat khawatir ada gejala disleksia. Tp alhamdulillah pelan2 bisa. Kelas 2 SD baru bs dibilang lancar nulisnya. Ya, memang setiap anak istimewa.
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya lancar juga ya Mbak
DeleteWah boleh-boleh nih tipsnya dipraktekkan ke anak-anak. Anak ke-3 dan ke-4 nih nulisnya masih kaku.
ReplyDeleteHarus terus distimulasi ya Mbak
DeleteIya mbak, saya dulu gitu waktu anak-anak masih kecil. Duh, jadi kangen masa-masa itu. Sekarang waktu mereka lebih banyak dihabiskan bersama teman-teman. Paling jelang malam saya maksimalkan quality time agar tetap terjaga bonding.
ReplyDeleteNikmati masa-masa ini sepenuhnya mbak.
Sedih ya Mbak kalo ingat masa yang sudah terlewati.
DeleteAnak saya udah 5 tahun nih. Waktunya diajari. Baru mulai program membaca permulaan, belum saya ajari khusus untuk menulis. Tadinya kalau bacanya udah lancar banget baru deh mulai nulis. Tapi sebenarnya bisa ya langsung nulis huruf yang baru dia pelajari saat membaca. Terima kasih artikelnya mbak. 😉
ReplyDeleteYang mana yang baiknya aja Mak. Yang penting anak happy dan tiada paksaan.
DeleteAku sepakat kalo kita juga harus belajar gak cuman nyuruh anak belajar. Apalagi anakku ktitis. Dia akan vokal menkritik kalo aku melanggar komitmen yg aku dan dia sepakati. 😄😄
ReplyDeleteNahloh. Hahaha. Anak cerdas.
DeletePonakanku juga diajarkan kurang lebih kayak gini sih. Cuma kadang dia malas nulis tangan, sukanya di komputer. Ngetik huruf2 sambil sebut itu huruf apa.
ReplyDeleteHarus dilatih nulis tangan juga Mbak biar bisa.
DeleteAnakku yang bungsu lebih telat dari kakaknya buat nulis. Awalnya aku agak nge-gas...terus sadar diri setiap anak kan beda kemampuan dan pencapaiannya. Yang utama tetap kita stimulasi dan latih
ReplyDeleteTips yang bagus mbak
Kasihan Mbak kalo sering dipaksa. Pasti ada kemampuan dia dibidang lainnya
DeleteAku mah percaya putrinya bakalan pintar menulis seperti mamanya hehehe
ReplyDeleteAnak saya yg usia 2 tahunan gak suka nulis Mbak Ida. Udah dibeliin alat² tulis sm buku gambar malah ditinggal pergi hihi,, hobinya manjat n lompat²
ReplyDeleteKeponakanku harus diberikan alat tulis yang warna warni, baru antusias menulisnya, walau belum benar nulisnya
ReplyDeleteSeetuju Mbak Ida jangan memaksa anak usia dini menulis, karena kemampuan menulis adalah tahapan terakhir perkembangan bahasa jadi kita harus memenuhi 3 tahapan sebelum anak belajar menulis agar anak cinta menulis bukan dipaksa uaa
ReplyDeleteEmaknya yang dengan segala keterbatasan aja bisa jadi penulis hebat apa lagi anak-anaknya ya cyint.. Semangat chayooo
ReplyDeleteSeru emang kalau menulis jadi bagian dr bermain ya. Jadi anak ga ada beban..
ReplyDeleteGara-gara pandemi aku juga jadi ngajari pendar baca tulis di rumah, Mba, Jadi pas masuk SD sudah bisa karena kalau belum, mumet sistem daring,hiks
ReplyDeleteWah makasih mbak Ida. Pas banget Saki lagi suka nulis dan baca, saya juga merasa kalau dilakukan sambil bermain malah cepat bisanya ya
ReplyDeleteSeru banget menemani anak belajar menulis aku sendiri pakai metode seru2-an aja, di sekolah ada kegiatan khusus tapi di rumah malah banyak bermain
ReplyDeleteOo berarti harus ajak banyak bicara ya biar dia bisa menulis apa yang ingin dibicarakan. Ok noted deh.
ReplyDelete