Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengikuti kegiatan di kota baru yang sudah selama satu tahun ini kami tinggali. Tepatnya daerah Benowo Surabaya.
Kegiatan yang berkaitan tersebut berkaitan dengan kegamaan. Yaitu Maulid Nabi besar Muhammad Sholallahu alaihi wassalam. Nabi ummat Islam.
Ini adalah sesuatu yang sewaktu saya masih remaja dulu sering saya lakukan, namun telah lama saya 'tinggalkan'. Sejak menikah, ini merupakan kali pertama hadir kembali pada kegiatan tersebut.
Berbeda dengan sewaktu remaja di kampung saya, susunan di sini terdiri dari beberapa kali pembacaan sholawat. Termasuk samproh dan istighosah. Dilanjut dengan tilawatil Qur'an (qiraat).
Baru kemudian acara inti. Yaitu ceramah dari seorang yang ahli di dalamnya. Seorang Ustadz.
Ustadz menyampaikan, ada empat jenis kehidupan yang dialami oleh manusia. Baik dunia maupun akhirat.
Pertama
Bahagia Dunia Akhirat
Mereka adalah orang-orang yang beruntung, dengan peroleh kesenangan dobel. Di dunia mereka sukses, kaya raya, dan pandai memanfaatkan harta yang mereka miliki. Yaitu dengan berbagi kepada yang lainnya. Senang berinfak dan sedekah.
Sementara mereka juga tidak melupakan ibadahnya. Masih menyempatkan diri dan keluarga untuk silaturrahmi, kata-katanya lembut, dan menenangkan. Mereka tidak terlena dengan geerlap dunia yang mereka miliki. Sehingga masih mengingati kehidupan akhirat dan mempersiapkan untuk itu. Rajin beribadah. Bangun malam untuk beribadah. Mereka dikaruniai anak-anak shalih dan shalihah sehingga rumah tangga mereka ayem tentrem.
Disusul kehidupan akhirat. Allah memberikan tempat mulia bagi mereka di surga. Wow, mantap sekali bukan? Siapa yang gak mau nih? Sayah mau banget doonk.
Kedua
Bahagia di Akhirat, Sengsara di Dunia
Fiuhhh… Serem yak. Gak mau sayah. Saya maunya bahagia dunia akhirat sajah. Hahahaha
Di point ini, Ustadz menjelaskan, mereka adalah orang-orang yang diberi ujian kesulitan di dunia, tetapi mereka begitu sabaaar menjalaninya. Selalu bersyukur dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka. Mereka tahu diri, bahwa tujuan akhir hidupnya bukan di sini, tetapi kampung akhirat. Takjub yak?
Ketiga
Bahagia di Dunia, Tidak Bahagia di Akhirat
Merinding gak Gaes baca judulnya? Saya sih merinding. Naudzubillahimindzaalik deh. Kalau pilihannya cuma nomor tiga dan kedua, saya sih tetep pilih yang nomor pertama ya *eh? Menyeringai manis 😁😁😁
Ketiga ini adalah type mereka yang dikaruniai rejeki yang berlimpah-ruah, tetapi kikir, sombong, merasa harta yang dimiliki adalah hasil usaha sendiri tanpa peran Sang Pencipta. Tutup mata pada lingkungan. Melupakan bahwa pada harta yang dititipkan kepadanya ada hak orang lain.
Lalai pada kehidupan akhirat, dengan foya-foya, puaskan diri dengan kebahagiaan di dunia. Lalu lupa sama ibadah.
Keempat
Sengsara Dunia Akhirat
Naudzubillahimindzaalik tsumma Naudzubillah. Ini sungguh malang nasibnya. Semoga kita, semua keluarga kita beserta anak cucu terhindar dari yang demikian ya, Gaes.
Point ini adalah, mereka yang hidupnya sudah miskin, malas ibadah, suka berbuat maksiat. Kehidupan rumah tangga tidak tenang, karena jauh dari Tuhan.
Begitulah lebih kurang empat jenis kehidupan manusia yang disebutkan Ustadz. Selain cara penyampaian yang ringan, Ustadz juga pandai mencairkan suasana dengan sedikit lelucon, sehingga hadirin tidak mengantuk meskipun kegiatan berlangsung hingga larut malam.
Seperti kegiatan pengajian umumnya, ustadz menutup dengan doa.
Apa pun jenisnya, kita dituntut tetap berjalan di atas perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kalau senang di dunia, anggap rezeki dari Allah. Kalau diberi ujian, hadapi dengan sabar, nanti akan dibalas oleh Allah di akhirat kelak
ReplyDeleteMaunya bahagia dunia akhirat sayah. 😁
DeleteMasyaAllah tabarokAllah, makasiiii sharing-nya ya Mba Ida.
ReplyDeletePengin banget jadi manusia tipe pertama.
semoga ALLAH mudahkan kita semua ya Mbaaa
Bahagia dunia akhirat, insya Allah. Amiiiin. Makasih Mba Ida. Terakhir ikut maulidan 2 tahun lalu karena saya tinggal di Bali, jarang ikut kegiatan keagamaan. Heuheu.
ReplyDeleteYa Allah ikutan merinding... semoga kita diberi berkah untuk kebahagiaan dunia akhirat, aamiin
ReplyDeletewew...judulnya, hehehehe...aku juga pilih yang pertama dong mbak. Aamiin. Semoga kita bisa menghalang godaan di dunia.
ReplyDeleteDengan seijin Allah, Insya Allah kita memilih senang di dunia dan akhirat ya
ReplyDeletePotongan ayat dari surat Al Fajr tersebut semoga menjadi goals kita sebagai muslim ya mba Ida.
ReplyDeleteSemoga kita menjadi orang yang bahagia dunia akhirat, Aamiin
Penginnya bahagia dunia akhirat ya mba, tapi setiap orang pasti ada ujiannya masing2. Jadi yang penting jalani aja dan berbuat baik sama orang lain.
ReplyDeleteMaunya sih bahagia di akhirat tapi kadang glamor dunia membutakan mata. Astagfirullah. Naudzubillah min dzalik. Semoga kita semua bahagia di akhirat ya Mak.
ReplyDeleteInshaAllah bahagia dunia akhirat. Yah terlepas dari miskin harta yang penting kaya hati. Begitu kira-kira. Hehhe
ReplyDeleteSemoga bahagia dunia akhirat, amiin.
ReplyDeleteInginnya yaa bahagia dunia akhirat. Tapi ya gitu, syarat dan ketentuan berlaku. Kan engga bias ujug-ujug. Perbanyak ibadah, beramal, bekerja sekuat tenaga...Banyak deh...
ReplyDeleteMemang hanyalah poin pertama yang paling membahagiakan dan idaman ya mbak. Bahagia dunia-akhirat dan akupun maunya gitu huehehe. Tapi kehidupan yang sekarang pun aku udah bersyukur banget sih �� terima kasih sharingnya mbak, jadi reminder buatku
ReplyDeleteKalau aku sih pengen bahagia dunia dan akhirat, karena setiap manusia memilih hak untuk menentukan kebahagiannya juga.
ReplyDeletesemoga, saya, mbak dan semua keluarga kita masuk ek golongan pertama ya mbak.. dunia akhirat, ya alloh amin
ReplyDeleteSaya juga maunya bahagia dunia dan akherat, Insya Allah semoga saya termasuk dalam golongan orang-orang beruntung itu dan dilindungi juga baik di dunia maupun di akherat...Aamin.
ReplyDeleteSemoga kita termasuk yang bahagia dunia akhirat ya Mba. Aamiin. Terimakasih sudah mengingatkan lewat artikel ini. Oh ya nama Ustadz nya siapa?
ReplyDeletekasian yg di poin ke-4. tapi katanya memang kemiskinan lebih dekat dg kufur. sebab tak percaya bahwa Allah bagi nikmatNya.
ReplyDeleteIya ya kemiskinan memang kadang malah membuat kita jauh dari Allah, merasa berputus asa dari nikmat Nya, merasa Allah tak sayang :(
ReplyDeleteSemoga bahagia di dunia dan di akherat. Aamiin.
ReplyDeleteSetiap kebahagiaan membutuhkan kedewasaan cara berpikir. Jadi bukan asal bahagia saja, sampai merugikan orang lain sehingga mendapat cilaka di akherat.
Orang yang miskin papa juga bisa jadi orang bahagia karena dia ridho dan tidak mengeluh
Naúdzubillah point ketiga dan keempat, Mak. Sereeeem.
ReplyDeletePengennya sih bahagia dunia-akhirat ya tapi yangpaling penting, di akhirat bisa bahagia :)
Aku juga pengen banget bahagia dunia akhirat kayak gini mom.. Soalnya itu paling penting ya.. Apa yang kita cari di dunia ini..
ReplyDeleteMasyaAllah, semoga kita termasuk golongan pertama ya mbak, caranya dengan pandai2 bersyukur atas apa yang telah dikarunikan oleh Allah SWT
ReplyDeleteTerimakasih mbak sudah berbagi ilmu, mudah-mudahan kita tergolong orang yang bisa mensyukuri kehidupan di dunia, selalu berupaya mencari ridha Allah dan mendapat kemuliaan akhirat aamiin
ReplyDeleteSemoga kita termasuk ke dalam golongan manusia pertama ya Mbak. Bahagia dunia dan akhirat.
ReplyDeletepasti banyak yang pengen nomer 1 dong mbak, eh tapi bukan berarti yang nomer 2 itu juga terus di dunia tidak berusaha untuk menjadi kaya dong ya hehehe
ReplyDeleteEh Benowo itu masuknya SUrabaya ya? Kirain Gresik #dibahas haha
ReplyDeleteWah sudah pastinya kalau saya ya maunya bahagia dunia akhirat mbak, makanya itu setiap selesai doa setelah sholat selau saya akhiri dengan "doa sapu jagat" :D
#selalu
ReplyDeletemau yg bahagia dunia akhirat sekeluarga. aamiin. setiap manusia pasti inginnya demikian
ReplyDeleteNauzubillah...jangan sampai dapat poin 3 dan 4, ngeriii
ReplyDeleteInsya Allah perbanyak istighfar bisa mengurangi musibah, dosa, dan perbanyak rejeki. Agar bisa menafkahkan harta di jalan Allah, jadi dapat kebaikan dunia akhirat, aamiin
Semoga kita semua jadi manusia yang hidupnya bahagia di dunia dan akhirat. Aamiin. Baca artikel ini menjadi pengingat diri agar hidup lebih berarti dan bermanfaat.
ReplyDeleteIni tambahan ilmu lagi nih
ReplyDeleteKalau aku mau dua duanya mbak hehhee
Pengajian muballigh dg isi materi yg dikemaa secara apik aku suka banget mbak. Pasti seneng dah ini heehee
Semoga kita tergolong orang2 yang bahagia dunia akhirat yaa... begitu pun orang2 terdekat kita sekarang dan nanti... aminnnn
ReplyDeleteInsya Allah kita semua diberikan berkah melimpah yang membuat kita menjadi manusia yang bahagia dunia dan akhirat. Aamiin.
ReplyDeletePenginnya bahagia dunia akhirat, harus jalani semuanya koridor yang ditetapkan jangan sampai keluar, jadilah baik
ReplyDeletePastinya kita semua ingin bahagia dunia dan akhirat ya, Mbak. Semoga kita semua bisa menjadi bagian golongan itu. Aamiin
ReplyDeleteaku tuh masih suka penasaran, kenapa ada orang yang terlahir sengsara di dunia padahal sudah mati-matian berusaha berbuat baik. Lalu kenapa ada orang yang terlahir hidupnya serba enak, kaya, wajah rupawan dan pintar? penasaran aja sih
ReplyDeleteSemoga kita selalu dituntun untuk menjadi makhluk yang mulia. Terhindar dari kenistaan jenis manusia yang buruk apalagi hina. Aamiin
ReplyDeleteMakasih pengingatnya mak, duh aemoga kita semua mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat ya aamiin
ReplyDelete