Jika ditanya antara melahirkan secara normal atau secar (SC), jelas saya pilih melahirkan secara normal. Sejak tahu hamil anak pertama pun saya sudah merencanakan kelahiran normal, sayangnya kurangnya pengetahuan mengenai seluk-beluk kehamilan dan kelahiran membuat saya sedikit ceroboh, malas minum vitamin yang diberi SPOG. Alhasil, anak pertama lahir dengan secar karena hemoglobin (HB) saya cuma 7 ketika itu. Bayi masih belum masuk panggul di usia kandungan 9 bulan lebih. Dan hampir kehabisan oksigen.
Saya sempet syok pas dokter menyatakan harus secar saat itu juga, ketika saya memeriksakan kandungan pada 11 November 2016. Sama sekali belum ada persiapan. Saya menangis ketika menelepon suami yang sedang kerja. Menangis ketika menelepon mamak di Lampung. Saya ketakutan.
Akhirnya suami kembali ke rumah sakit (pagi cuma ngedrop, lalu berangkat kerja) dan mempersiapkan kebutuhan untuk persalinan sesuai yang diinstruksikan perawat. Saya tergolek di ranjang rumah sakit, tangan kiri infus, tangan kanan transfusi darah. Hanya sekitar 30 menit, bayi pertama saya lahir. Langsung dibawa pergi oleh perawat, dan kembali sudah dalam keadaan bersih dibedong (hal yang sangat saya sayangkan, karena tidak ada IMD, tidak bisa langsung diadzani), Bayi perempuan.
Sekali lagi, kehamilan kedua pun saya masih merencanakan untuk dapat melahirkan secara normal. Tetapi beberapa dokter dan bidan yang kami datangi, semua menolak. Alasan utamanya, karena anak pertama belum ada 2 tahun saat saya sudah hamil lagi.
Jika selama ini saya mendengar, melahirkan kedua akan lebih mudah dari saat melahirkan pertama, maka bagi saya yang melahirkan secara secar, kalimat tersebut tidaklah benar. Proses secar kedua rasanya lebih luar biasa.
Saat dokter mengajak kami bersiap-siap, untuk secar, saya lebih takut untuk menjalaninya. Ditambah kateter (selang aliran urin), dipasang beberapa jam sebelum dibius. Setiap 10 menit sekali tubuh saya terasa merinding, dan miss v terasa sakit sekali hingga membuat saya merintih dan menangis. Saat itu rasanya saya tidak ingin mengalami secar lagi untuk ke depannya.
Ruang Operasi
Pernah masuk ke ruang operasi tidak serta-merta membuat saya merasa rilex. Saya tetap tegang. Dan sedikit tenang ketika dokter anestesi berada tepat di atas kepala saya. Seperti sebelumnya operasi berjalan lancar, tidak sampai 10 menitan, suara tangis bayi telah terdengar. Perempuan kata mereka. Seketika saya merasakan mual mau muntah.
“Tarik nafas, hembuskan.” Dokter anestesi memberi instruksi. Ajaib, mual hilang.
Saya batuk-batuk.
“Jangan batuk, Bu.” Kata dokter lagi. Saya tidka bisa menahan. Akhirnya diberi bantuan dengan alat.
Tidak lama kemudian, salah seorang perawat yang tadi langsung membawa pergi si bayi, masuk lagi (kelak saya ketahui dari suami, bahwa bayi tersebut dibawa kepadanya untuk diadzani). Beda dengan anak pertama yang lembali sudah dalma keadaan rapi, anak kedua masih belepotan dan hanya ditutupin menggunakan kain yang entah apa, saya tak begitu jelas.
“IMD ya Bu.” Kata perawat. Dan langsung meletakkan bayi ke dada saya. Si kecil itu pun seperti mencari-cari. Sayangnya tiba-tiba saya merasakan sesak yang amat sangat. Sehingga tidak sampai 10 menit perawat kembali mengangkat tubuh bayi kami. Alat perbantuan pernafasan dipasang dihidungku, namun masih belum membantu. Dada masih tetap sesak.
“Ya sudah, kalo gitu, Ibu tidur saja.” Dan entah apa yang terjadi. Tahu-tahu, saya telah dibawa kembali ke kamar inap. Mungkin saya dihipnotis sama pak dokter biar pulas. Hihi.
Persiapan Secar
Dua kali secar, persiapan kami kurang semua, sebab kami memang belum benar-benar mempersiapkan. Karena, meskipun dokter telah memastikan bakal SC lagi, saya tetap berfikir, masih ada harapan untuk lahiran normal. Padahal entah itu lahiran secara normal maupun SC tetap membutuhkan persiapan ya. Hahahaha Dasar Ida!
Hal yang perlu dipersiapkan adalah
1. Persiapan Mental
Ini sangat penting, agar proses lebih mudah karena bumil merasa tenang saat akan menjalani proses secar.
2. Pakaian Ibu
Pakaian ibu terdiri dari
a. Baju. Sebaiknya daster katun yang nyaman dipakai, dan gampang ketika menyusui selama di rumah sakit.
b. Kain jarik. Ini berguna untuk tatakan ketika telah selesai operasi.
c. Pembalut. Sudah tahulah ya penggunaannya. Untuk menampung darah usai secar.
d. Sandal. Sebaiknya yang empuk dan nyaman. Seperti sandal hotel itulah. Agar kalau jalan ke akmar mandi setelah kateter dilepas, kaki tidak kedinginan.
3. Pakaian Bayi
Pakaian bayi. Terdiri dari selimut, topi, bedong, baju, celana, pampers, sarung tangan dan sarung kaki (optional) diperlukan ketika hendak pulang saja. Ketika masih di RS, biasanya dipakaikan pakaian dari RS.
4. Peralatan Mandi
Yupz! Kita butuh peralatan mandi selama masih di Rumah Sakit.
5. Uang Yang Cukup
Sekarang kan ada BPJS, Mak? Iyah, saya juga dua kali SC pakai BPJS semua. Etapi, uang tetap diperlukan. Khususnya selama istri di rumah sakit, suami sama anak kan gak ada yang memasakkan. Dan gak mungkin juga masak sendiri, karena harua menemani istri dirumah sakit. Jadi, semua kebutuhan beli di luar.
Dan meskipun biaya melahirkan/SC ditanggung BPJS, tetap akan ada pengeluaran Rumah Sakit yang tidak ditanggung. Jadi kita harus bayar sendiri.
Itu saja sih, mungkin ada yang mau menambahkan.
Persiapan mental adalah hal yang paling utama. Anak pertama saya lahir secara caesar karena gagal induksi, ga siap sama caesar karena masih idealis pengen normal. Anak kedua sebetulnya sudah menyiapkan diri untuk lahiran dengan caesar, tapi harus dilahirkan 5 minggu lebih awal. Sempat sedih juga jadinya. Tapi operasi sc yang kedua betul-betul ngga berasa, ngga inget blas kapan disuntik, cuma denger anaknya nangis pas keluar dan bangun-bangun udah di ruang tunggu pasca operasi. Oh iya selamat atas kelahiran anak keduanya ya Mba..
ReplyDeleteAlhamdulillah yg penting sehat semua mau normal atau cesar. Aku juga cesar 2 anak. Yg kedua ternyata juga lebih sulit. Cuma karena yg kedua memang sudah dipersiapkan utk cesar jadi sempat belanja dulu ke pasar sebelum ke klinik wkwkwk. Yg pertama juga sama dadakan gitu
ReplyDeleteAlmarhum kakak saya dan saya selisih 2 tahun, pada tahun 70-an, kakak lahir Caesar dan saya normal.Setahun kemudian adik saya lahir normal. Mugkin tiap dokter beda pertimbangan ya, Mbak.
ReplyDeleteAdanya sharing di blog seperti ini akan sangat membantu Ibu-ibu yang akan melahirkan, in syaa Allah akan berbuah jadi amal baik 😍
Saya juga 2 kali sesar mba, yang pertama beneran bikin pingsan, gak ada apa-apa, masih 36 minggu, eh langsung di suruh sesar segera.
ReplyDeleteBergetar meja operasi saking saya takut minta ampun.
Eh ternyata, sakitnya sesar di anak pertama, gak bikin saya kapok, kehamilan kedua malah minta sesar hahaha.
Tapi karena minta sendiri, ternyata gak terlalu sakit jadinya, cuman drama saya takut disuntik anestesi di ruang operasi, karena saya pikir bakalan ada perawat yang bisa meluk saya hahaha *manja :D
Setelah operasi, gak sesakit kayak pertama, saking udah siapin mental kali ya.
Persiapan uang juga penting ya, saya kemaren BPJS tapi tetep bayar karena minta di VIP, soalnya harus ngamar ama anak pertama dan pak suami hahahaha
Perjuangan seorang Ibu memang warbiyasaaak ya Mba
ReplyDeleteSemoga ALLAH memberikan berkah dan sehat paripurna untuk kita semua.
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Saya belum pernah secar mba. Memang dasar saya takut meja operasi. Jadi saya bersikukuh melahirkan normal.
ReplyDeleteAlhamdulillah Allah beri saya 5 kali lahiran normal.
semua karena Allah yang mudahkan.
semangat ya mba, hebat ngumpulin ke berani an dan juga mental biar bisa lancar secarnya.
Duh aku jg pasti deg-degan kalo mendadak mesti disuruh SC, apalagi kl blm bawa persiapan apa apa sama sekali ya maaaak. Huhu. Tapi alhamdulillah semuanya lancar, yang penting ibu dan bayi sehat dan selamat yaaaa
ReplyDeleteAku nemenin kakakku saat caesar juga lebih ke mental sih. Krn tahunya caesar ketika mau lahiran. Bayinya sungsang. Jadi bnr2 gak siap scr mental. Kita yg nungguin juga jd deg2an.
ReplyDeleteaku terenyuh membaca ini. soalnya orang rumah juga SC 2 kali... pengen punya anak lagi, takut SC 3 kali
ReplyDeleteYa ampun.. serem juga ya SC..
ReplyDeleteApalagi kalau denger kateter, takuuuuttt😭😭
kereen kak artikelnya... mampir2 ke blog ana juga yaa kak
ReplyDeleteSaya dulu anak pertama, bukaan 2 dari pagi samoai malam nggak nambah-nambah. Minta ke dokter buat operasi aja, tapi nggak dibolehin sama dokter. Akhirnya di induksi dan setelah se jam an kesakitan, akhirnya bisa lahir normal
ReplyDeleteSelama ini, ada orang yang beranggapan kalau lahiran secara sesar lebih enak dan mudah. Ternyata tidak selamanya ya, Mbak. Segala sesuatu harus dipersiapkan juga.
ReplyDeletePas jelang operasi Sesar memang terkesan menyeramkan tapi alhamdulillah semua berjalan lancar (berdasarkan pengalaman saya). Tapi memang persiapan harus lebih maksimal ya :)
ReplyDeleteWah mbak ida lagi persiapan lahiran juga ya. Saya juga nih.semoga lancar ya mbak. Mau SC atau normal semoga ibu dan bayi tetap sehat
ReplyDeletesangat berguna buat yang sedang menunggu dedek bayinya lahir, thanks mbak inponya
ReplyDeleteSy pun anak 1 dan kedua caesar...sy pasrah waktu dokter blng harus caesar krn mungkin itu pilihan terbaik. Ga keukeuh mau normal
ReplyDeleteJadi inget pas saya sesar dulu juga sesak mbak sampai saya siuman karena setelah operasi tidur pulas
ReplyDeletePerjuangan banget ya mba untuk bisa melahirkan buah hati. Aku salut sama ibu yang melalui sesar, itu ujiannya luar biasa sekali. Semoga anak-anak selalu dikaruniai kesehatan ya
ReplyDeleteAku salut loh dengan ibu-ibu yang berani cesar apapun alasan keputusan itu dibuat. Karena akutu takut banget kalo lahiran cesar. Oiya, tarik napas hembuskan ini juga jadi proses bagi ibu lahiran normal. Beneran bikin nyeri jelang lahiran menjadi berkurang
ReplyDeleteIyaa...
ReplyDeleteAku juga deg- degan kalau waktu melahirkan tiba.
Aku gak SC, tapi rasanya masukruang bersalin itu...banyak malaikatnya.
Huuhuu...banyak-banyak berdoa, semoga dimudahkan...dimudahkan...
Aku lagi hamil baca ini jadi deg2an. Sedang berjuang untuk vbac nih. Mohon doanya ya semoga pindah domisili bisa nemu dokter yang pro vbac, membuat nyaman ibu dan bayi, bisa imd, dll
ReplyDeletePada intinya, semua persiapan baik sesar maupun normal hampir sama ya..Dari mental maupun segala bekal peralatannya
ReplyDeletePersiapanya memang luar biasa ya. Sebagai suamipun harus selalu mendampingi. Meskipun memang nantinya secar ataupun normal
ReplyDeleteJadi lebih tahu ya gimana itu rasanya secar, kalau aku anak 3 normal semua
ReplyDeleteSy juga cesar mbk apa yg mbk rasakan sy jg prnh rasakan. Tp itu kebanggan jd seorang ibu..
ReplyDeleteSemangaaatt Mak Ida.
ReplyDeleteTabarokAllah
--bukanbocahbiasa(dot)com--
bawa makanan ringan dan minuman kayaknya juga perlu hehehe gak perlu banyak-banyak..yang penting bisa nuat cemal cemil saat makanan utama belum siap..hehe..Semangat..semoga lancar yaaa
ReplyDeleteAlhamdulillah ya proses lahirannya lancar dan semua sehat
ReplyDeleteSElamat ya semoga jadi anak yang memuliakan orang tua
Saya termasuk yang takut operasi sesar mba. Dulu hampir saja, untung nggak jadi. Persiapan yang matang tentu bisa mengurangi rasa takut, ya. Makasih sharingnya.
ReplyDeleteMasya Allah deg-degan bacanya mbak, namanya lahiran memang butuh kesiapan mental yang cukup ya dan memang kudu banyak doa biar tenang dan nyaman..
ReplyDeletemasyaaallah mba, semoga lancar ya persalinan caesar yang kedua ini. meski aku baru ngerasain sekali di caesar, tapi sebelumya aku sempat operasi pengangkatan kista di sel indung telur sama miom. jadi kurang lebihnya, bisa kebayang gimana proses recovery nanti dan perasaan mba ketika mau melakukan caesar
ReplyDeleteIni belum menikah, dan nggak tahu gimana rasanya melahirkan, bacanya sedap-sedap mbak heee. Kalau gini jadi tahu perjuangan seorang ibu benar berat mbak ya. Entah normal atau Caesar,
ReplyDeleteTerima kasih banyak untuk artikel kisahnya mbak, ^_^
Aq udah 3x sc mba... Tapi tetep merinding kalo denger kata² sc. Sc yg pertama memang ga terlalu buruk, sc ke 2 dan ke 3 aq ngedrop banget haris transfusi darah. Jadi kalo denger kata² sc hmm.... Ngeriii.
ReplyDeleteSelalu ada cerita dari proses lahiran seorang ibu ya. Tapi benar banget mbak persiapan mental dan dana juga penting ya, supaya setelah lahiran tetep happy dan sehat.
ReplyDeleteIni kayak kisah mamahku, waktu ngelahirin aku dengan cara secar tapi pas adikku normal. Jarak aku dan adikku hanya 1,5tahun saja tapi alhamdulillah bisa mamahku melahirkan secara normal.
ReplyDeleteAnak saya lahir Maret kemarin dengan operasi cesar, awalnya kami merencanakan lahiran normal sampai ikut pelatihan Amani. Tapi rencana berkata lain, ketuban sudah keruh dan rembes, pembukaan masih 1. Akhirnya cesar... Membaca tulisan ini saya jadi ingat detik2 akan dilakukannya cesar...
ReplyDeleteSemangat mbak...saya juga dari Lampung.
Mbak, ada penjelasan dari dokter kah kenapa sampai sesak dan mual setelah melahirkan? Btw, selamat yaa, selamat mengASIhi. Sehat-sehat ibu dan bayi.
ReplyDeletePersiapan mental dan lainnya kudu siap memang, ya. Tapi yang jelas tim dokter melakukan operasi sesar itu untuk kebaikan ibu dan anaknya. Semoga mba dan bayinya sehat selalu ya.. Aaamiin..
ReplyDeleteKebayang deh deg-degannya mba. Aku jadi ingat pas cesar dulu ya de2an tapi alhamdulillah semua selalu berjalan lancar. Sehat sehat ya mba
ReplyDeleteDuh pastinya deg"an banget mau operasi. Persiapan mental butuh banget ini pastinya. Semoga sehat selalu mbak dan adek bayi
ReplyDeletePasti rasa deg degan banget mau operasi secar , jadii inget waktu saya operasi secar 2tahun lalu masya allah semua rasanya campur aduk,, semoga dilancarkan yaa mba
ReplyDeletePersiapan mental paling penting rasanya mba
ReplyDeleteSy 3 kalo cesar dan setiap kali masuk ruang operasi bukannya lbh tenang krn sdh pernah tp ttp aja dah dig dugnya
Apalagi oas masuk ruang pemulihan pasca cesar rasanya nyawa kayak ditarik tarik
Alhamdulillah yang penting ibu dan bayinya sehat sekarang. DUlu anak pertamaku jg mau dicesar rencananya, krn dia BBLR aku anemia, khawatir pendarahan, eh tiba2 lahir sendiri hehe.
ReplyDeleteYg penting persiapan fisik, mental, dan banyak doa ya mbak :D
sebuah perjuangan yang luar biasa ya sebagai seorang istri sekaligus ibu, jadi pantaslah apabila surga seorang anak itu ada di kaki ibunya. Bahkan ketika lelaki menikah, surganya tetap di kaki ibu
ReplyDeletePersiapan pertama memang mental. Walau kata orang Cesar itu gampang, padahal ya sama saja bahkan lebih lama pulihnya. Mau melahirkan memang kudu banyak persiapan kalau2 ada kondisi lain yg nengharuskan untuk operasi
ReplyDeleteDua kali melahirkan dua kali SC. Aku waktu itu ga banyak tahu kalau SC bisa menimbulkan tekanan mental yang berbeda dari normal.
ReplyDeleteHampir sama ya mba persiapannya dengan yang lahiran normal aku juga dulu prepare ya kayk gitu,, anakku ke2 sempat mau CS krena terlilit akhirnya bisa normal juga
ReplyDeleteAlhamdulillah lahiranku normal semua. Anak ketiga hampir Cesar tapi ga ada biaya. Syukurlah bisa normal
ReplyDeleteIya Mbak persiapan mental itu penting banget. Lalu persiapan dana yang mana walaupun pakai BPJS tetap saja butuh berbagai barang dan keperluan untuk persalinan yang cukup besar.
ReplyDeleteAlhamdulillah karena Mba sudah selesai menjalani SC kedua. Semoga sehat selalu bersama anak. Kalau saya, sudah siap dari awal kalau memang bakalan SC lagi karena masalah panggul sempit.
ReplyDeleteKalau boleh nambahin, mungkin support dari keluarga ya kak. Terutama suami atau bapak dari anak. Kebetulan kakak ipar juga baru melahirkan 3 minggu yang lalu*
ReplyDeleteSehat-sehat ya Mak abis melahirkan, terus berpikir positif, jangan banyak gerak dulu. Semoga lekas pulih jahitan abis SC. Banyak persiapannya ya, SC emang perlu persiapan menal, duit dan dukungan orang sekitar ya.
ReplyDeleteSaya paling takut SC karena cerita para ibu yang bilang pasca SC sakitnya tiada kira. Jadi setiap hamil langsung yakin normal, usaha normal. Alhamdullilah 5x normal semua, dan salut sana ibu yang lahiran SC.
ReplyDeletealhamdulillah aku kemarin lahiran normal jangan sampe deh SC kayaknya gak bakalan sanggup huhu perjuangannya berat banget ya pastinya
ReplyDelete