Beberapa sahabat dan keluarga menasehati agar saya memberikan mainan sesuai gender anak. Seperti boneka untuk anak perempuan, mobilan, robot untuk anak lelaki.
Sayangnya saya tidak peroleh penjelasan mengapa saya harus memilihkan mainann tersebut untuk anak-anak. Selama ini saya membebaskan anak saya memilih apa yang dia inginkan.
Nurul Ikhlas (27 bulan), meskipun anak cewek, dia sepertinya tidak menyukai permainan ala cewek. Aktivitasnya pun macho sekali. Seperti manjat jendela, lemari, etalase, pagar dan lain-lain. Dalam bermain pun dia lebih memilih gerombolan anak cowok ketimbang cewek. Kecuali jika kepepet nggak ada teman cowok yang sedang bermain. Memang sangat melelahkan ketika saya harus mengawasinya. Karena dia akan terus bergerak, dan ikut berlari bersama teman-teman cowok yang dia temui. Sedangkan porsi tubuh dan umurnya masih terlalu kecil sehingga saya harus terus mengikutinya. Karena memang masih perlu pengawasan dan penjagaan ketat.
Untuk mainan di rumah, Nurul juga lebih memilih mobil-mobilan dan bola ketimbang boneka atau masak-masakan. Tontonannya di televisi pun dia lebih suka dan hafal Shiva, Robo Car, Tayo, dan Upin Ipin. Lebih menyukai segala yang berbau Tayo.
Ada beberapa boneka sepupunya di rumah, namun Nurul tetap lebih sering memegang mobil-mobilannya. Karena itulah saya membebaskannya untuk memilih mainan yang dia sukai. Tidak memaksakan memilih warna serba pink, atau mainan yang identik dengan cewek.
Seperti halnya kemarin, ketika kami membelikan motor-motoran. Walau pun dari awal berangkat ke toko mainan yang dipikirkan adalah mobil dorong warna putih pink, pada kenyataannya, Nurul tidak tertarik dengan itu. Dan akhirnya motor dorong cowoklah yang kami bawa pulang. Dan itu membuat Nurul tampak senang.
Bagi saya salah satu cara melatih kecerdasan anak adalah dengan memberinya pilihan sesuai yang dia inginkan. Selama itu tidak menyalahi kodrat dan rambu-rambu agama. Pada masanya nanti, tentu kami akan mengarahkan ke arah yang lebih baik agar ketomboyannya yang tampak sejak sekarang, tidak melekat hingga dewasa.
Memberinya kebebasan untuk bertindak. Kami (suami dan saya), tidak melarangnya manjat-manjat selama itu tidak membahayakan keselamatannya. Karena itulah kami akan terus mengawasinya. Jika yang dia lakukan sudah mendekati yang membahayakan dirinya, kami akan segera menghentikannya tentu.
Saya juga berharap, dengan membebaskan anak memilih mainannya sendiri adalah upaya agar anak bisa semakin kreatif, sekaligus mengajarinya untuk memutuskan urusannya sendiri.
Saya juga berharap, dengan membebaskan anak memilih mainannya sendiri adalah upaya agar anak bisa semakin kreatif, sekaligus mengajarinya untuk memutuskan urusannya sendiri.
Bagaimana dengan anakmu, Mak?
Nah, iya mba. Anakku cowo juga aku biarin main boneka punya emaknya. Selama nggak menyimpang dari norma agama ya, mba.
ReplyDeleteAlhamdulillah anak jadi semacam dipercaya nih dibebaskan begini Ya Mba
ReplyDeleteanak juga makin bisa mengenmbangkan bakatnya kesukaannya di mana
semoga sehat selalu ya Mba dan anak-anak makin bertumbuh dengna baik.
Sepakat siy mbak, kalau saya juga nggak mau mengintervensi, anak saya cowok kadang suka mainan memasak, bahkan sekarang koleksi mainan little pony. Pada intinya, kalau anak selalu diatur akan membunuh jiwa kepemimpinannya sih
ReplyDeleteTooos Maaak. Alhamdulillah saya mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan. Anak pertama laki-laki, saya tidak pernah larang memainkan boneka bentuk apapun, yaah, emang sebelumnya ndak ada boneka perempuan sich, bonekanya bentuk teddy bear, dinosaurus dan hewan-hewan. Pas lahir anak perempuan, sudah ada tuh, mainan mobil-mobilan, roboto-robotan si kakak, ya sayapun tidak larang untuk dimainkan oleh anak perempuanku. Malah menurut yang saya baca, anak-anak bakal mengenal peran masing-masing. Sehat sehat selalu yaaa Nurul.
ReplyDeleteSaya masih newbie anak masih bayi tapi ini jadi referensi menarik banget Mak :)
ReplyDeletesetuju mak, biarkan aja anak memilih mainannya sambil kita edukasi..misalnya nih karena sulung saya laki2 kalau main sama adiknya sering juga mainin kerudung, saya kasihtau kalau kerudung itu lebih pantas dipakai perempuan
ReplyDeleteSaya memang belum punya anak tapi apakah gak apa2 mbak kalo si anak milih sendiri? Maksutnya takut jadi kebiasaan ampe besar misal sukanya boneka atau malah jadi tomboy.
ReplyDeleteSy jg ngebebasin mba
ReplyDeleteSepanjang aman buat mrk
Sy gak.beda2in jg antara mainan anak cowo atau cewe buat sy mainan ya universal tp seiring waktu kecenderungan bakal menuntun mrk masing-masing sih
Pembebasan anak-anak memilih mainan mereka sesuai keinginan tapi tetap dalam pengawasan, satu bentuk pendidikan awal mengenai kemandirian ya Mbak. Insya Allah anak-anaknya tumbuh sesuai harapan ya Mbak. Amin
ReplyDeleteAnakku main apa aja Mbak. Yang laki mainin mainan kakaknya perempuan. Pun sebaliknya. Menurutku nggak masalah sih, asal yang nggak terlalu gender. Misalnya kalau anak perempuanku kan suka dandan pakek makeup gitu, ya itu yang laki nggak tak bolehin. Tapi kalau masak-masakan, boneka, robot ya semua dimainin bareng. Mereka yang tentukan konsepnya kok. Biasanya sih, main peran.
ReplyDeleteBetul mak, enggak ada larangan kok utk mainan anak2, bebas terserah mereka mau pilih apa. Kmarin abis dpt sharing di sekolah anak saya, hoho...
ReplyDeletesama, saya bebaskan. boleh main apa aja, di luar juga boleh. asal hati2. kalau jatuh, nangis boleh asal gak terlalu lama dan mau berdiri sendiri
ReplyDeleteKalau anak-anakku sih bebas aja mau main apa. Anak sulungku yang cewek, mainannya mix sih, kadang main boneka dan pasaran, kadang main mobil-mobilan juga. :))
ReplyDeleteAku sepakat dengan ini membebaskan anak memilih mainannya sendiri memang akanmenjadikan anak kreatif, juga mengajari untuk memutuskan urusannya sendiri yang bisa berujung ke kemandirian dan rasa percaya diri :)
ReplyDeleteIya jg yah kak, ketimbang menjadi otoriter kepada anak2 bahkan mainanmya pun kt yang atur. Alhamdulillah deh dpt lgi ilmu parenting ��
ReplyDeleteSama si mba, aku juga suka membiarkan anak bebas pilih apalagi usianya yang baru 1 tahun setengah. Bebas dia mau milih apa. Apalagi kegiatannya yang suka manjat jendela, selama dalam pengawasan no problem.
ReplyDeleteKalau menurut saya, selama anaknya senang, sih, gak masalah. Mainan apapun yang dia suka, bisa melatih motoriknya.
ReplyDeleteKasihan kalau serba dilarang, nanti kreatifitasnya susah berkembang
mungkin kalau aku kebalikannya, dari kecil anakku sudah ku kasih mainan untuk anak laki-laki. Kalau ke pergi ke mall atau mau beli mainan aku selalu kasih tau area anak laki-laki. Pernah dia bilang "bunda kalau barbie itu mainan anak perempuan ya? Karena teman mas banyak sekali barbienya dirumah" untuk sekedar tau sih gpp kalau aku ngajarinnya.
ReplyDeleteAlhamdulillah~
ReplyDeleteSehat terus yaa...cantiik.
Aku juga membebaskan anak-anak bermain apa saja sesuai keinginannya. Hanya saja dalam hal berpakaian, aku tetap keukeuh.
Kita mesti kembaran.
Hahha~
Karena menurut aku, pakaian ini identitas yaa..jadi harus berpakaian sopan sejak kecil.
Anakku semuanya aktif mbak, yg cewek yang cowok sama aja. Mainnya panjat2, lari2an, ga pa2. Yang penting tetep kita awasi aja mbak
ReplyDeleteSaya juga terserah anaknya mau main apa asal gak membahayakan.Anak aktif tandanya sehat kan.
ReplyDeleteakupun mba anak-anakku tak bebaskan milih yang kecil juga kalau sama kakaknya diajakin main masak-masakan ya gpp krn nanti juga pas rumah tangga insyaAlloh anak lelakiku tidak akan canggung bantuin istrinya hehhee
ReplyDeleteiya kurang lebih sama sih.. kadang mainan yg khas cowok.. tapi ya sebatas krn penasaran aja. setelah tahu.. ya udah.. tetap boneka kesukaannya..
ReplyDeleteAnakku juga mainin apa aja yang mereka suka. Cowok cewek mainnya barengan. Tapi tetep suka kami ingetin ttg sisi kewanitaan dan kelelakian (halah). Tapi gak yang ngatur harus gini gtu. Dijelaskan pelan2 aja. Nanti biasanya kalau dah berteman akan paham sendiri, ttg apa yg cocok buat laki atau cewek :D
ReplyDeleteHehehe... Dulu aja mainanku pistol2an dan mobil2ane..
ReplyDelete