Semangat bermain dengan Ayah |
Ini masih ada aroma mudik nggak yah? Jika sudah habis, ya siapa tahu berguna untuk tahun depan. Hehe...
Tulisan ini sebenarnya sudah lama. Tetapi mengendap di draf dan belum selesai.
Tentang mudik pertama si kecil beberapa waktu lalu. Tepatnya Minggu, 18 Juni 2017. Dari Cikampek menuju Surabaya.
Awalnya, saya sangat was-was jelang keberangkatan kami. Pasalnya ini merupakan kali pertama bagi putri kami, Nurul, yang waktu itu baru berusia 7 bulan. Dan juga merupakan pengalaman pertamanya naik kereta.
Selpie family :D |
Desak-desakan, gerah, dan bising. itulah yang memenuhi benak saya ketika jelang keberangkatan. Takut Nurul terganggu dan bakal menangis sepanjang perjalanan, mengingati cerita tetangga kontrakan yang belum lama sebelum itu, melakukan perjalanan dari Cikarang ke Jakarta. Awalnya anaknya yang berusia 10 bulan senang melihat keramaian station, tetapi langsung menjerit dan menangis ketakutan ketika berada di dalam kereta dan kereta mulai berjalan. Takut terjadi hal serupa terhadap Nurul, saya sempat cemas. Sebelum akhirnya saya pasrahkan seutuhnya kepada Sang Maha Penggerak.
Dianter Mbah Uti ke station Pasar Turi |
Kekhawatiran saya yang berlebihan sama sekali tidak terjadi. Justru yang terjadi adalah kebalikannya. Nurul sangat senang di dalam kereta. Dia bermain bersama ayahnya. Dan ketika kelelahan hanya tidur tanpa ada tangisan sama sekali.
Perjalanan memang harus dilakukan dengan senang dan kenyamanan, terutama hati. Tidak perlu melibatkan bayangan-bayangan yang belum tentu terjadi. Dan Alhamdulillah semua berjalan dengan baik dan lancar, meskipun kami harus transit dulu di Semarang.
Di station Semarang |
Ini yang saya siapkan ketika mudik membawa si kecil tujuh bulan.
• Membawa Barang Seperlunya
Mengantisipasi kemacetan, atau desak-desakan saat mengantri masuk kendaraan, sebaiknya tidak perlu membawa banyak barang. Seperlunya saja. Saya hanya membawa pakaian Nurul satu tas, kaos ayahnya 2 helai sama yang diapakai, dan dua stell pakaian dalam. Sementara pakaian saya juga hanya tiga stel pakaian luar dan tiga stell pakaian dalam.
• Sediakan minyak theraphy dan lap bersih.
Bisa minyak kayu putih, telon, atau sejenisnya. Gunanya jika si kecil rewel karena mabok, atau tidak tahan dingin, setidaknya dengan dioles minyak perut dan kakinya akan menghangatkannya. Bisa juga dipakai emak dan bapaknya untuk meminimalisir pusing akibat mabok kendaraan, jika berpotensi mabok. Untuk lap bersih, bisa handuk kecil, atau tissue. Saya kelupaan, sehingga ketika si kecil usai dikasih makan, kami kebingungan membersihkan. Sehingga dengan terpaksa kaos dalam yang sedianya buat ganti si kecil di perjalanan pun dipakai buat lap.
• Perhatikan Pakaian
Berlaku bagi si bayi dan ibundanya. Bagi Bundanya sebaiknya pakai baju yang tidak terlalu ketat. Dan jika bayinya masih menyusu, sebaiknya bajunya yang ada belahannya di depan. Agar mudah membuka ketika si kecil minta menyusu di kendaraan. Dan bagi si kecil, pakaikan jaket. Baik di kereta maupun pesawat, ruangan sama-sama dingin.
• Siapkan bekal makanan
Terutama bagi si bayi jika sudah mulai konsumsi makanan padat (Mpasi). Biskuit bayi misalnya. Kesalahan saya waktu mudik, saya membawa nasi tim dua porsi untuk bayi saya. Satu porsi saya berikan ketika menunggu kereta di Cikampek jelang keberangkatan. Dan satu lagi, basi di jalanan. Si kecil pun rewel kelaparan. Dikasih buah belum mencukupi. Akhirnya pilihan terakhir, dibelikan nasi kecap di kereta. Hoho...
• Pisahkan barang kebutuhan untuk perjalanan dan di tempat tujuan.
Agar tidak ribet bongkar-bongkar, pisahkan dalam tas yang berbeda apa-apa yang dibutuhkan untuk perjalanan. Seperti makanan, dan pakaian si kecil.
• Terakhir dan yang utama, jangan lupa berdoa.
Baik sebelum berangkat, ketika hendak meninggalkan rumah, maupun di perjalanan. Terus berdoa meminta keselamatan. Lancar perjalanan dan selalu dalam penjagaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Minta juga doa dari kerabat, terutama orangtua.
Demikianlah, tips mudik ala-ala saya ketika mudik membawa buah hati yang baru berumur tujuh bulan lebaran lalu. Semoga bermanfaat.
Ida Raihan
Surabaya, Rabu, 21 Juni 2017 - Cikarang, Selasa, 11 Juli 2017 (19:08)
• Sediakan minyak theraphy dan lap bersih.
Bisa minyak kayu putih, telon, atau sejenisnya. Gunanya jika si kecil rewel karena mabok, atau tidak tahan dingin, setidaknya dengan dioles minyak perut dan kakinya akan menghangatkannya. Bisa juga dipakai emak dan bapaknya untuk meminimalisir pusing akibat mabok kendaraan, jika berpotensi mabok. Untuk lap bersih, bisa handuk kecil, atau tissue. Saya kelupaan, sehingga ketika si kecil usai dikasih makan, kami kebingungan membersihkan. Sehingga dengan terpaksa kaos dalam yang sedianya buat ganti si kecil di perjalanan pun dipakai buat lap.
• Perhatikan Pakaian
Berlaku bagi si bayi dan ibundanya. Bagi Bundanya sebaiknya pakai baju yang tidak terlalu ketat. Dan jika bayinya masih menyusu, sebaiknya bajunya yang ada belahannya di depan. Agar mudah membuka ketika si kecil minta menyusu di kendaraan. Dan bagi si kecil, pakaikan jaket. Baik di kereta maupun pesawat, ruangan sama-sama dingin.
• Siapkan bekal makanan
Terutama bagi si bayi jika sudah mulai konsumsi makanan padat (Mpasi). Biskuit bayi misalnya. Kesalahan saya waktu mudik, saya membawa nasi tim dua porsi untuk bayi saya. Satu porsi saya berikan ketika menunggu kereta di Cikampek jelang keberangkatan. Dan satu lagi, basi di jalanan. Si kecil pun rewel kelaparan. Dikasih buah belum mencukupi. Akhirnya pilihan terakhir, dibelikan nasi kecap di kereta. Hoho...
• Pisahkan barang kebutuhan untuk perjalanan dan di tempat tujuan.
Agar tidak ribet bongkar-bongkar, pisahkan dalam tas yang berbeda apa-apa yang dibutuhkan untuk perjalanan. Seperti makanan, dan pakaian si kecil.
• Terakhir dan yang utama, jangan lupa berdoa.
Baik sebelum berangkat, ketika hendak meninggalkan rumah, maupun di perjalanan. Terus berdoa meminta keselamatan. Lancar perjalanan dan selalu dalam penjagaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Minta juga doa dari kerabat, terutama orangtua.
Demikianlah, tips mudik ala-ala saya ketika mudik membawa buah hati yang baru berumur tujuh bulan lebaran lalu. Semoga bermanfaat.
Ida Raihan
Surabaya, Rabu, 21 Juni 2017 - Cikarang, Selasa, 11 Juli 2017 (19:08)
kereta api juga jd transportasi favorite saya klo berpergian. dg fasilitas yg lbh baik
ReplyDeleteuntung ya si Dede betah..:D
Iya Mbak. Saya mulai jadi langganan kereta ya sejak bersuamikan orang Surabaya.
DeleteTips yang harus dibaca oleh yang punya bayi nih :)
ReplyDeleteMakasih Mbak. Semoga ada manfaat yang bisa diambil.
Deleteserunya ya mudik bareng bayi.
ReplyDeletenice story :)
Iya Mbak. Pengalaman pertama. Alhamdulillah menenangkan. Sampai di tujuan pun anak tetap senang.
Deletenurul happy ya naik kereta :)
ReplyDeleteIya Mbak. Happy banget. Plus usil. Orang tak dikenal di sampingnya mau ditarik-tarik jaketnya mulu.
DeleteAlhamdulillah ya bayinya tidak rewel. Memang kalau punya bayi persiapan buat bepergian jadinya lebih ekstra ya mbak
ReplyDeleteYa Mbak. Alhamdulillah banget ini juga. Persiapan lama pun masih ada aja yang ketinggalan. Hehe...
DeleteKalau bawa bayi memang baiknya nggak usah bawa banyak beban, karena seadanya aja plus menjaga mood dan kesehatan bayi selama perjalanan, udah cukup repot juga.
ReplyDeleteIyaaa bener, apalagi kereta yang ekonomi. Kursinya sempit jadi yang penting anak kebawa aja. Masalah pakaian mah bisa disiasati ketika sampai di tempat.
Delete